DLH Kutim Pastikan Kolam Tambang KPC Tidak Sebabkan Banjir Sangatta
KUTIM,INDEKSMEDIA.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memastikan kolam tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC) tidak menjadi penyebab banjir yang melanda Kota Sangatta sejak Sabtu (22/3/2025).
Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Kutim, Dewi Dohi, setelah melakukan inspeksi langsung ke beberapa kolam penaatan KPC, Minggu (23/3/2025).
Inspeksi ini dilakukan sebagai respon terhadap isu yang beredar di masyarakat dan media sosial yang menyebutkan banjir disebabkan jebolnya tanggul kolam tambang KPC.
Namun, setelah pengecekan di tiga kolam utama yang memiliki debit air terbesar, DLH memastikan tidak ada peningkatan kekeruhan maupun debit air yang melebihi ambang batas.
“Dari hasil pengamatan kami, kualitas air tetap stabil dan debit yang keluar masih dalam batas yang diizinkan oleh peraturan,” ungkap Dewi saat berada di Laboratorium KPC di D3, Mine Site, Sangatta.
Menanggapi tudingan tanggul KPC jebol dan menyebabkan banjir, Dewi menegaskan bahwa klaim tersebut tidak dapat dibuktikan.
“Setiap kali terjadi banjir, KPC selalu menjadi pihak yang dituduh. Namun, dari pemantauan kami yang dilengkapi titik koordinat, informasi waktu, dan dokumentasi, tidak ditemukan adanya peningkatan debit air yang signifikan dari kolam tambang KPC,” tegasnya.
Dewi juga mengingatkan banjir di Sangatta bukanlah hal baru dan telah terjadi jauh sebelum tambang KPC beroperasi.
“Saya orang asli Sangatta. Sejak kecil sudah mengalami banjir besar yang bahkan membuat saya dan keluarga harus tinggal di atas kapal selama seminggu. Saat itu, KPC belum ada,” ujarnya.
Sementara itu, General Manager Health, Safety, Environment and Security (HSES) KPC, Kris Pranoto, menjelaskan area tambang KPC hanya berkontribusi sekitar 6 persen terhadap daerah tangkapan air (catchment area) Sungai Sangatta.
“Sebanyak 94 persen daerah tangkapan air Sungai Sangatta berada di luar tambang KPC. Dari 6 persen yang berada di area tambang, kami sudah membangun kolam-kolam penampungan yang berfungsi mengontrol debit air sebelum masuk ke sungai,” jelas Kris.
DLH Kutim berharap masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan tidak mudah percaya pada isu yang belum terbukti kebenarannya. (*)
Tinggalkan Balasan