Prostitusi Berkedok Tempat Karaoke, Wabup Mahyunadi: Akan Kami Tindak Tegas
SANGATTA, INDEKSMEDIA.ID — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur menegaskan komitmennya untuk memperkuat langkah pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di daerah. Salah satu fokus utama saat ini adalah penertiban tempat hiburan yang disinyalir menjadi lokasi prostitusi terselubung.
Wakil Bupati Kutai Timur, H. Mahyunadi, mengungkapkan bahwa hasil pemantauan di lapangan menunjukkan masih ditemukannya aktivitas prostitusi berkedok tempat karaoke dan warung remang-remang.
“Kami sudah turun ke lapangan dan masih menemukan adanya warung remang-remang. Dulu, pada masa Pak Isran Noor (Gubernur Kalimantan Timur), tempat prostitusi pernah dibubarkan. Sekarang ada yang beroperasi lagi dengan kedok tempat karaoke. Hal seperti ini akan kami tinjau dan tindak tegas jika terbukti,” tegas Mahyunadi, usai audiensi bersama Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kutai Timur, di Rumah Makan Pak Ndut, Sangatta Utara, Selasa (14/10/2025).
Mantan Ketua DPRD Kutim itu menilai, praktik prostitusi terselubung menjadi faktor pemicu penyebaran HIV/AIDS di masyarakat. Karena itu, pemerintah daerah akan memperkuat pengawasan dan menindak tegas setiap bentuk pelanggaran.
“Kalau kita tidak cegah penularannya sejak sekarang, ini akan berdampak pada generasi yang akan datang. Saya mengajak semua pihak agar bekerja maksimal dalam pencegahan,” ujarnya.
Mahyunadi menegaskan, penanggulangan HIV/AIDS tidak cukup hanya dengan penyuluhan, tetapi juga memerlukan tindakan nyata di lapangan, termasuk penegakan aturan terhadap tempat hiburan yang disalahgunakan untuk kegiatan ilegal.
Ia juga mengapresiasi KPAD Kutim yang dinilai aktif dalam melakukan edukasi masyarakat dan deteksi dini terhadap penyebaran HIV/AIDS di wilayah tersebut.
“Saya apresiasi KPAD, karena dengan anggaran yang ada bisa dimaksimalkan untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV. Harapan kami, Kutim bisa mencapai zero HIV/AIDS,” katanya.
Menurut Mahyunadi, KPAD Kutim telah memetakan sekitar 90 persen kasus HIV/AIDS di daerah, dengan sebagian besar penyebaran terjadi secara tersembunyi. Karena itu, penanganan dilakukan dengan pendekatan personal dan menjaga kerahasiaan identitas pasien.
“Kami turun langsung ke lapangan, tapi tidak diketahui. Kami juga merahasiakan siapa saja petugas kami, karena ini menyangkut privasi masyarakat,” pungkasnya.



Tinggalkan Balasan