Waspada! Mata ‘Terbakar’ Akibat Matahari, Kasus Pelatih Borneo FC Jadi Peringatan di Tengah Panas Ekstrem
Pelindung Mata, Pakaian Longgar, dan Cukup Cairan
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Samarinda mengimbau masyarakat untuk menggunakan kacamata hitam dengan perlindungan UV, topi bertepi lebar, serta pakaian longgar berbahan ringan.
“Kalau sudah ada tanda-tanda cuaca ekstrem, sebaiknya kita melengkapi diri dengan alat pelindung diri. Di mana pun juga, APD penting untuk melindungi tubuh dari faktor ekstrem,” tegas dr. Ismed.
Selain itu, menjaga hidrasi tubuh menjadi hal krusial agar tidak dehidrasi. Cuaca panas ekstrem dapat mempercepat penguapan cairan tubuh dan mengganggu sirkulasi oksigen ke jaringan mata.
“Pastinya hindari paparan langsung. Kalau mata, ya pakai kacamata tahan panas. Tubuh jangan sampai dehidrasi, makanya banyak minum,” imbuhnya.
Panas Samarinda, Alarm bagi Kesehatan Publik
Fenomena panas ekstrem di Samarinda tidak hanya berdampak pada kenyamanan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat secara luas. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan indeks UV hingga kategori “Sangat Tinggi” dalam beberapa hari terakhir.
Bagi pekerja lapangan, atlet, atau masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan, risiko paparan UV berlebih semakin besar. Tidak hanya fotokeratitis, paparan jangka panjang juga bisa memicu katarak dan degenerasi makula, yang berujung pada gangguan penglihatan permanen.
Kasus seperti yang dialami Pelatih Borneo FC ini sebetulnya bisa terjadi pada siapa pun, bukan hanya atlet. Oleh karena itu, kata dia, edukasi dan perlindungan diri menjadi sangat penting. (Yah)



Tinggalkan Balasan