Giat Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar di Kutim, Kadisdikbud: Walau Bebas, Tetap Ada Koridor
Kutim — Pengembangan kurikulum merdeka belajar di setiap daerah memang perlu dilakukan. Saat ini, di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tengah dan akan terus mengembangkan kurikulum tersebut.
Demikian yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kutim Mulyono. Ia menyebut, saat ini program Disdikbud Kutim tengah berjalan, khususnya peningkatan kompetensi para pengajar.
“Di awal tahun 2024 ini beberapa kegiatan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sudah mulai berjalan ya, khususnya terkait dengan peningkatan kapasitas dari tenaga pendidik kita, maupun pengawas kita sudah ada 3 kegiatan ini,” kata Kadis saat ditemui belum lama ini.
“Yang pertama kemarin adalah bimbingan teknis untuk guru mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi. Kemudian pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dari para pengawas,” sambungnya.
Ditambahkannya, dalam program kali ini terfokus pada tenaga pendidik agar lebih memahami secara maksimal kurikulum merdeka, terkhusus di bidang bahasa inggris.
“Hari ini dilaksanakan peningkatan kapasitas untuk guru-guru bahasa Inggris kita. Memang fokus hari ini adalah bagaimana para guru bisa memahami lebih maksimal terkait dengan mata pelajaran bahasa Inggris di dalam kurikulum merdeka, makanya kita datangkan narasumbernya langsung dari Dr Iwan Setiawan dari Unmul,” terangnya.
Kata dia, penerapan kurikulum merdeka ada kebebasan bagi para guru dan murdi untuk berkreasi. “Namun pembelajaran pasti ada rambu-rambunya kan, tidak mungkin bebas sebebas-bebasnya kan?,” kata Kadis mempertegas.
“Nah itu lah maka tadi kita minta kepada narasumber untuk bagaimana bisa memberikan pengajaran, dalam hal ini pelajaran yang menyenangkan dan juga sekaligus tetap pada koridor kurikulum merdeka,” tambah dia.
Diakuinya, saat ini Sekolah Menengah Pertama (SMP) di berbagai wilayah kecamatan di Kutim sedang dalam proses peningkatan kurikulum merdeka belajar.
“Ini kan khusus guru SMP, kalau SMP kita ini kan yang saat ini ada 82, tetapi sesuai kemampuan anggaran kita sebanyak 59, sisanya nanti akan kita lanjutkan,” tuturnya.
“Intinya target hari ini bagaimana guru betul-betul memahami apa itu mata pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum merdeka. Karena kan setiap kurikulum beda beda nih yang terbaru saat ini kita sudah dengar (soal pramuka),” ujarnya.
Sekali lagi, Kadis menegaskan bahwa meskipun kurikulum merdeka ini ada kebebasan guru dan murid, namun “Tetap ada koridor-koridor yang harus dipahami oleh para guru,” singkatnya. (ADV)
Tinggalkan Balasan