Gelar Festival Pemuda, Kadispora Kutim Basuki Ingin Generasi Cinta Budayanya
Kutim — Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dipora) Kutim menggelar Festival Pemuda, Sabtu (1/6).
Kepala Dispora Kutim Basuki Isnawan mengatakan gelaran ini sebagai bentuk komitmen Pemkab dalam mendukung kearifan di wilayah Kutim. Karena Basuki menilai saat ini anak-anak muda banyak yang terpapar budaya asing.
Padahal, kata dia, budaya di Indonesia juga sangat menarik. Tidak hanya berkaitan dengan gagasannya, tetapi juga dalam hal keindahan busana dan lain sebagainya.
“Anak muda kan sekarang, contoh kayak anak saya nggak mau pakai baju daerah segala macam, gengsi katanya. Nah hari ini walaupun jumlahnya sedikit tak masalah buat saya. Yang penting pelan-pelan supaya menumbuhkan jiwa nasionalisme,” ucap basuki kepada awak media, Sabtu (1/6).
“Nah (dalam acara ini mereka bisa melihat) ternyata budaya kita banyak, budaya kita keren buat mereka. Dengan keberagaman ini mereka bisa bersatu, bisa bergandengan tangan, akhirnya bisa mengisi kegiatan-kegiatan yang positif,” sambungnya.
Ia pun menyeru seluruh masyarakat khususnya pemuda agar selalu bangga dengan budayanya sendiri. Tidak hanya mengedepankan budaya asing seperti budaya Korea dengan gaya modernnya.
“Bangga lah dengan budaya kita di Indonesia. Jadi jangan merasa malu. Maunya yang hip hop, yang Korea. Padahal budaya kita luar biasa. Jadi ini yang dicoba mau dihadirkan oleh Dispora,” pintanya.
“Anak-anak muda sesuai dengan undang-undang Nomor 40 tahun 2009 itu mencantumkan usia 16 sampai 30 tahun. Nah anak-ank muda ini coba kita berikan kesempatan,” sambungnya.
Selain Karnaval, festival pemuda ini juga menghadirkan sosialisasi tentang bahaya narkoba. “Kenapa ini terus kita gaungkan karena ini bukan hanya tugas dari Polisi, BNN, jadi semua (elemen masyarakat).”
“Selain itu juga ada tentang potensi pengembangan diri. Anak muda ini harapan kita juga mau mengisi hal yang positif. Contohnya kemarin kita bikin latihan wirausaha muda,” tambahnya.
Basuki lebih jauh memaparkan, dengan menghadirkan wirausaha di Kutim, pemuda bisa memilih alternatif penghidupannya. Tidak hanya berpikir masuk ke tambang atau menjadi ASN.
“Harapannya yaa setelah mereka selesai kuliah atau selesai sekolah, enggak perlu berpikir bahwa, mohon maaf, ‘saya mau jadi ASN, mau kerja di tambang, mau kerja di kebun sawit’, padahal dengan berwirausaha,” terangnya.
“Luar biasa loh bos kecil itu, bangunnya jam berapa, planningnya suka-suka dia aja gitu kan. Tapi harapan kita akan muncul wirausaha muda, bekal seperti itu penting,” tuturnya.
Basuki pun mengatakan peringatan ini merupakan langkah awal yang baik sebagai wujud mempersatukan anak-anak muda. Dia tak mementingkan banyak atau sedikitnya yang hadir, tetapi bagaimana kegiatan semacam ini tetap dikawal dengan maksimal.
“Jadi ini saya pikir Hari Lahir Pancasila jadi awal yang bagus, keberagaman coba kita satukan. Saya enggak berpikir masalah sedikit banyaknya (yang hadir), tapi bagaimana mengawalinya. Karena ini yang susah,” tukasnya.
“Semoga ke depannya kita semua orang memberikan ruang buat anak muda. Marilah, ayo anak-anak muda, kita bergandeng tangan mengisi kehidupan dengan kegiatan-kegiatan positif. Jadi pemuda maju, olahraga juga harus berjaya di Kutim,” pungkasnya.
Diketahui peserta yang hadir dalam festival itu berjumlah ratusan orang dari berbagai perwakilan pemuda. (ADV)
Tinggalkan Balasan