Dukung Percepatan Pelayanan Kesehatan, Dinkes Kutim Bakal Galakkan Intergasi Layanan Primer

Kutim — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bakal menerapkan sistem Integrasi Layanan Primer (ILP). Suatu kegiatan pelayanan kesehatan yang bertujuan menguatkan pelayanan kesehatan di wilayah masyarakat Kelurahan.

Kepala Dinkes Kutim, dr. Bahrani, mengatakan ILP itu bakal dihadirkan untuk seluruh Pos Layanan Terpadu (Posyandu). Diterangkannya ini merupakan upaya pemerintah dalam melayani masyarakat secara bermutu.

“Ada 6 pilar kesehatan, yang pertama layanan primer. Ini fokusnya kita ingin mendekatkan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Nah karena itu nanti banyak yang namanya posyandu dan diisi oleh kader-kader,” ucapnya daat ditemui, Kamis (27/6).

“Nahh ada 5 keterampilan yang harus dikuasai oleh kader, karena kan enggak mungkin kader mau ngasih tahu orang, mau penyuluhan, tapi gak tau apa-apa kan nggak enak jadi kita latih,” tambahnya.

5 keterampilan ini, kata Kadis, terbagi menjadi 25 kompetensi dasar. Keterampilan itu yang pertama adalah pengelolaan posyandu. Kedua pelayanan ibu hamil, menyusui, dan ibu nifas.

“Ketiga adalah anak, balita dengan usia sekolah. Kemudian keempat yaitu remaja, usia produktif. Sama yang terakhir ada lansia terakhir,” terangnya.

Layanan ini bakal mengintegrasikan seluruh posyandu. Karena itu, tidak ada lagi posyandu khusus seperti posyandu balita, atau posyandu lansia.

“Jadi sekarang, jika posyandu buka, maka semua bisa masuk. Siapa aja yang mau konsultasi dan minta makanan tambahan, baik tambahan gizi dan lain sebaginya, itu bisa dalam 1 posyandu. Nah itu namanya integrasi layanan primer,” terangnya.

“Nah tujuan dari ILP ini yang pertama mendekatkan pelayanannya dengan membentuk jejaring. Kedua, fokusnya siklus hidup. Yang ketiga PWS, pemantauan wilayah setempat,” ucapnya.

Lebih jauh dikatakan Kadis jika ini dilakukan secara maksimal maka sangat membantu warga dalam hal kecepatan pelayanan kesehatan. “Nah kalau RT ini memang jalan, yaa semua penduduk di sini sudah mengakses posyandu, akan terlihat tuh gambaran bahwa desa ini banyak yang darah tinggi.”

“Terus kita lakukan penelitian, sebab-sebabnya seperti apa. Nah kemudian dengan adanya itu kita enggak sembarang kirim obat. Kan sebelumnya kan semuanya dikirim, nanti yang kelebihan dibalikin. Jadi nanti sudah ada pemantauan di wilayah tergambar agar kita bisa mengambil kebijakan lebih lanjut,” tambahnya.

Diketahui uji coba ini dilakukan di 5 lokus kecamatan yaitu Teluk Pandan, Sangatta Utara, terus Kaliorang, kemudian Kaubun dan Karangan.

“Kan ada 21 puskesmas, lainnya nanti studi tiru aja ke yang lain. Tapi akan diberlakukan semua secara bertahap,” pungkasnya. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *