INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)


Desa Tepian Terap di Kutai Timur Mandiri Listrik, Manfaatkan Mata Air Jiwata

Ekha | Jumlah pembaca: 78500 views

KUTIM, INDEKSMEDIA.ID – Desa Tepian Terap, Kecamatan Sangkulirang satu-satunya desa yang memiliki pasokan listrik secara mandiri dengan memanfaatkan Mata Air Jiwata di Kabupaten Kutai Timur.

Listrik desa dikelola oleh BUMDes Tepian Terap sejak tahun 2010. Dimana, perjalanan yang tidak mulus akhirnya menghasilkan listrik yang dapat menerangi desa tersebut.

Dari tahun 2015, BUMDes Tepian Terap telah mengganti turbin sebanyak 3 kali.

Hingga saat ini, spesifikasi turbin yang digunakan memiliki kapasitas turbin generator sebesar 125 KVA dengan kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 220 Volt.

Ketinggian bak turbin dengan turbinnya saat ini mencapai 30 meter.

“Jumlah pelanggan tahun ini meningkat 5 persenan lah, sekarang ada 345 kepala keluarga (rumah), per Ampere dikenai biaya Rp 100 ribu,” ungkap Kepala BUMDes Tepian Terap, Anwar Nuang, Selasa (20/8/2024).

Untuk diketahui, pada tahun 2023 lalu, jumlah pelanggan listrik di BUMDes Tepian Terap berjumlah 300 KK.

Lebih jauh, setiap pelanggan berbeda-beda dalam konsumsi listriknya, ia mengaku ada yang hanya 2 ampere bahkan ada yang sampai 6 ampere.

Adapun hasil dari pelayanan listrik desa itu dimanfaatkan sebagai modal maintenance, menggaji karyawan BUMDes, hingga sebagai pendapatan desa.

“Kami berharap, dengan meningkatnya jumlah pelanggan ini, kami bisa dibantu untuk pengadaan turbin dengan kapasitas yang meningkat, yakni 200 Kva, karena yang saat ini kita pakai hanya 125 Kva saja,” imbuhnya.

Menurutnya, untuk pengadaan turbin baru dengan kapasitas generator 200 Kva memerlukan biaya sekitar Rp 1,7 miliar. “Itu (pengadaan turbin baru) yang kami tunggu-tunggu, kalau sudaj ada itu aman lah,” imbuhnya.

Untuk kapasitas turbin yang saat ini dipakai, 125 Kva dibanding dengan jumlah pelanggan yang meningkat mengakibatkan listrik menyala redup di pagi dan sore hari.

“Nyala listrik kami 24 jam, tapi sekarang kendalanya kalau pagi sama sore redup-redup, kalau sudah lewat itu normal,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini