Aksesibilitas Pariwisata Kutai Timur Masih Minim, Ini Penyebabnya…
KUTIM, INDEKSMEDIA.ID – Banyak Berada di kawasan Hutan Lindung, menyebabkan Aksesibilitas Pariwisata di Kutim masih minim.
Pada era modern ini, aksesibilitas pariwisata merupakan suatu hal yang semakin mendapat perhatian luas.
Masyarakat global yang semakin sadar akan pentingnya kesetaraan mendorong peningkatan aksesibilitas di berbagai destinasi wisata.
Aksesibilitas wisata adalah sarana atau infrastruktur yang dibangun demi memudahkan pengunjung yang datang berwisata.
Bisa juga diartikan sebagai sarana yang memudahkan pengunjung untuk dapat mencapai destinasi wisata tertentu.
Tujuan utamanya adalah agar semua individu, termasuk yang memiliki keterbatasan fisik atau kondisi kesehatan tertentu, dapat mengakses dan menikmati destinasi wisata dengan bebas, nyaman, dan tanpa hambatan.
Destinasi wisata di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) banyak berada di wilayah kawasan hutan lindung, untuk itu dalam program-program kedepan ini harus dapat diantisipasi dalam rangka membuka akses terutama infrastruktur jalan.
Karena yang terpenting dalam wisata ini adalah aksesibilitas, agar para wisatawan bisa nyaman.
“Hal ini tertuang dalam undang-undang pariwisata, bagaimana menjamin para wisatawan ini untuk bisa nyaman, sejuk dan bisa mendapatkan informasi yang valid,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kutim Nurullah, saat ditemui awak media ini beberapa waktu lalu.
Aksesibilitas ini mencakup segala aspek yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan wisata, termasuk transportasi, akomodasi, infrastruktur, layanan, informasi, dan komunikasi.
Untuk kedepannya kita (Pariwisata) harus bersiap-siap agar menjadi pendapatan asli daerah (PAD), karena tidak selamanya sektor tambang bisa terus memberikan kontribusi PAD mungkin dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dunia tidak lagi menggunakan bahan bakar batu bara.
Selain itu sektor wisata juga dapat menjadi pembangkitan ekonomi masyarakat ditambah lagi dengan akan hadirnya lKN, pasti lah Kutim akan menjadi salah satu penyangga.
“Saya yakin kedepan akan jadi primadona Kutai Timur ini karena dekat dengan IKN,” harapnya.
Aksesibilitas wisata membantu mengatasi berbagai hambatan yang dapat menghalangi individu dalam aktivitas wisata.
Termasuk kesulitan mengakses tempat wisata, fasilitas yang tidak ramah disabilitas, kurangnya informasi, dan lain-lain.
Upaya untuk meningkatkan aksesibilitas wisata mencakup kerjasama antara pemerintah, pengembang wisata, komunitas lokal, dan organisasi non-pemerintah. (adv/hlm)
Tinggalkan Balasan