Yayasan Darussalam Kutim Bakal Tingkatkan Kemampuan Generasi, Akrabkan Diri dengan Al-Quran
Kutim — Yayasan Darussalam Kabupaten Kutai Timur (Kutim), menggelar gladi bersih dalam rangka kegiatan Imtihan dan Khotmil Quran yang bakal dilaksanakan besok, Minggu (3/3).
Ketua Yayasan, Muhammad Idris, mengatakan bahwa ini adalah salah satu program dari yayasan Bi Nafsil Darussalam khususnya dalam bidang pendidikan sekolah Islam terpadu.
“Ya memang penguatan atau yang menjadi unggulan dari kegiatan pendidikan di sekolah Islam terpadu adalah pembelajaran Al-Quran. Mulai dari cara membaca, kemudian hukum-hukum tajwidnya, sampai kepada menghafal Al-Quran,” katanya kepada indeksmedia, Sabtu (2/3).
Dirinya menyebut, dulunya kelompok pengajian tersebut hanyalah semacam perkumpulan kelompok karyawan yang mengadakan kegiatan diskusi keagamaan pada tahun 1990.
“Waktu itu sekitar tahun 90. Ada kekosongan dalam pribadi teman-teman, sudahlah, kita bikin kelompok pengajian. Kemudian di tahun 1992 kita coba menjadikan yayasan di bulan April dan 1994 kita legalkan dengan akta notaris. Akhirnya teman-teman satu persatu membawa keluarga,” ucapnya.
“Kemudian timbul keinginan dan kebutuhan. Kayaknya kita butuh sekolah yang nuansanya religius (agamis). Kalau memang demikian, kita coba komunikasi dengan teman-teman di Jakarta. Beberapa sekolah itu cukup bagus. Akhirnya berkembang, kemudian ya mulai lagi timbul keinginan untuk jenjang yang lebih tinggi diatasnya SD,” tambahnya.
Hingga saat ini, kata Muhammad Idris, ratusan orang yang terlibat dalam kegiatan gladi. Melibatkan seluruh unit dari TK, SD, SMP.
“Untuk SD 1, tahfidz sebanyak 177, Turjuman 43, Tartil 94. SD 2 untuk tahfidz ada 169, Tartil, 111 dan kemudian ada Turjuman 32. SMP ada Tartil jumlah 22, tahfidz sebanyak 262. Kalau TK ada jilid 3 dan 6. Dan tahfidz juz 30 ada 15 anak. TK total 40 anak,” katanya.
“Kita juga bekerja sama dengan Ummi Foundation, salah satu lembaga yang memang profesional untuk memberikan pendidikan pengajaran tentang Al-Quran,” tambahnya.
Dijelaskan Idris, tujuan kegiatan ini adalah menunjukkan bahwa anak-anak memiliki kemampuan ajang untuk uji coba,
“Ya ini ajang untuk menguji kemampuan anak-anak kita. Kalau cuma guru yang uji, orang tua kadang-kadang belum percaya, belum yakin, ini bener enggak anaknya bisa baca Quran dengan tartil,” katanya.
“Sehingga dari sekolah itu menunjukkan kepada masyarakat, silahkan bapak ibu menguji, silahkan para tamu undang untuk melakukan uji langsung, uji publik kepada anak-anak,” terang Idris.
Di samping itu, kata dia, anak anak juga bakal memiliki mental bahwa kemampuannya bukan hanya kemampuan di internal sekolah, tapi mereka siap menunjukkan kepada masyarakat, “Bahwa mereka adalah anak yang sudah akrab, yang sudah paham, yang sudah mengerti tentang Alquran.”
“Karena bagaimanapun juga, dalam aktivitas sehari-hari ke depan, kehidupan mereka itu tidak bisa jauh dari pada Al-Quran. Itulah yang menjadi cita cita besar, sekolah. Terlebih lagi itu adalah cita-cita besar dari orang tua,” ucapnya.
Berkaitan dengan hadiah, Idris mengatakan pihak sekolah maupun dari pihak komite telah menyiapkan. “Jadi nanti di akhir acara akan ada semacam pemberitahuan atau pengumuman prestasi-prestasi tertentu.”
“Pokoknya segala macam prestasi-prestasi yang berkaitan dengan Al-Quran itu, nanti di akhir sesi akan dibacakan. Dan itu momen yang luar biasa,” katanya.
Idris tak lupa menyampaikan harapannya yang memiliki visi misi besar yaitu untuk menciptakan generasi Qurani dan memiliki kemampuan secara intelektual.
“Kemudian juga yang tidak kalah penting adalah keimanan dan ketakwaan, karena kesiapan seseorang ke depan, bukannya hanya intelektualnya, tapi akhlak atau akidahnya. Dan itu tidak bisa kita dapat kalau kita jauh dari Al Quran, paparnya.
“Jadi poinnya adalah kita upayakan
anak-anak dekat dengan Al-Quran. kita bisa lihat sekitar kita, anak-anak kita sudah begitu banyak besar pengaruhnya terhadap pergaulan dan sebagainya, dan sulit bagi mereka kalau sudah seperti itu mengajak untuk dekat dengan Quran,” tegas Idris.
Kata dia, inilah momen yang diharapkan, mulai dari TK, anak-anak sudah bisa akrab dengan Al-Quran. “Kalau perlu mereka bawa-bawa mushab kemana-mana itu enggak apa, itu menjadi suatu kebiasaan beberapa tahun yang lalu,” tutupnya. (*)
Tinggalkan Balasan