Wawali Balikpapan Datangi Lokasi Rumah Ambruk di Muara Rapak, Janjikan Bantuan untuk Korban
BALIKPAPAN, INDEKSMEDIA.ID — Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, meninjau langsung lokasi musibah rumah ambruk akibat hujan deras dan angin kencang di RT 60, Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan Utara, pada Minggu (19/10/2025) dini hari. Insiden tragis itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka.
Bagus menyampaikan rasa duka cita mendalam dan memastikan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dalam menangani dampak bencana tersebut.
“Setiap kali ada bencana, aparat dari tingkat RT, lurah, hingga camat bersama BPBD selalu hadir memberikan pertolongan pertama dan bantuan kepada warga,” ujar Bagus di lokasi kejadian, Minggu sore.
Menurut Wawali, kesadaran masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana sangat penting guna mencegah jatuhnya korban jiwa.
“Tapi memang masih ada warga yang enggan meninggalkan rumah karena alasan ekonomi atau keterikatan tempat tinggal,” jelasnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan kini tengah mencari solusi relokasi sementara bagi warga terdampak. Salah satu opsi yang disiapkan ialah pemanfaatan rumah susun (rusun) Somber, yang masih memiliki unit kosong.
“Kami sudah tawarkan untuk sementara menempati rusun Somber karena rumah korban sudah hancur total. Ada juga keluarga mereka yang masih punya tempat tinggal di sekitar lokasi, jadi kami berikan pilihan,” terang Bagus.
Selain itu, Dinas Sosial turut menyalurkan bantuan kepada keluarga korban serta memfasilitasi hak-hak peserta BPJS agar segera diproses.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Balikpapan, Bambang Subagya, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, penyebab utama robohnya rumah adalah fondasi bangunan yang tidak kuat menahan beban, terutama saat tanah di bawahnya bergerak akibat hujan deras.
“Kami sudah keliling melihat langsung kondisi di lokasi. Dari hasil pantauan, pemicu utamanya memang hujan deras. Struktur tanah dan kondisi bangunan turut berperan besar,” ujar Bambang.
Rumah yang ambruk diketahui bertipe kolong di bagian bawah, sedangkan bagian atas dibangun dengan material semi permanen dan beton. Ketidakseimbangan konstruksi ini menyebabkan fondasi tidak mampu menopang beban berat saat air hujan meresap ke lapisan tanah.
“Begitu air masuk ke lapisan tanah, terjadi pergeseran, dan struktur bangunan tidak sanggup lagi menahan beban di atasnya,” ungkapnya.
Dua korban meninggal dunia, masing-masing Nurlela (45) dan Amanda (16), telah dievakuasi ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo untuk keperluan administrasi dan diserahkan kepada keluarga.
Sementara dua korban selamat, Indriani Saila dan Molina, masih menjalani perawatan medis akibat luka berat.



Tinggalkan Balasan