10 Mahasiswi Berhijab Samarinda Diminta Foto Pakai Baju Ketat, Begini Modus Baru Agen Model
SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID – Sebanyak 10 mahasiswi dari berbagai kampus di Samarinda menjadi korban dugaan penipuan berkedok tawaran menjadi model busana di Desa Wisata Bali. Mereka dijanjikan uang jutaan rupiah dan perjalanan gratis ke Bali, namun belakangan diminta mengirimkan foto-foto pribadi yang tidak pantas.
Kasus ini kini ditangani oleh Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur, setelah para korban melapor atas dugaan eksploitasi digital yang dilakukan oleh seseorang yang mengaku sebagai perekrut model.
Ketua TRC PPA Kaltim, Rina Zainun, menjelaskan bahwa modus pelaku bermula dari komunikasi melalui media sosial, khususnya Instagram dan WhatsApp.
“Awalnya, terduga pelaku menawarkan kerja sama yang tampak meyakinkan. Korban dijanjikan uang saku antara Rp4 juta hingga Rp25 juta, termasuk tiket dan akomodasi di Bali,” jelas Rina, Senin (10/11/2025).
Namun, niat jahat pelaku mulai terungkap ketika meminta korban mengirimkan foto-foto pribadi dengan pakaian ketat dan menonjolkan lekuk tubuh. Ironisnya, pelaku justru mencari mahasiswi berhijab dengan alasan untuk “mengangkat keunikan busana tradisional yang sopan namun elegan”.
“Permintaannya sangat tidak wajar. Ada yang diminta memakai pakaian ketat, ada juga yang disuruh berpose dalam posisi tertentu. Saat korban ragu, pelaku meyakinkan bahwa itu hanya bagian dari proses seleksi,” tambahnya.
Berdasarkan keterangan korban, pola komunikasi pelaku selalu sama. Ia memulai dengan Direct Message (DM) di Instagram, kemudian meminta nomor WhatsApp korban dengan alasan agar lebih mudah berkomunikasi.
Beberapa korban sempat menuruti permintaan awal untuk mengirimkan foto formal dan kasual, namun pelaku kemudian mulai mengarahkan percakapan ke hal-hal pribadi dan meminta foto yang lebih vulgar.
Ketika korban menolak, pelaku membujuk dengan iming-iming tambahan honor. Sebagian korban mengenal pelaku secara sekilas karena ia pernah kuliah di kampus yang sama, hal inilah yang membuat mereka tidak curiga.
Biro Hukum TRC PPA Kaltim, Sudirman, mengatakan pihaknya telah menemukan indikasi kuat adanya penipuan dan potensi pemerasan.
“Sebagian korban baru diminta kirim foto biasa, tapi ada juga yang sudah diminta kirim foto lebih berani. Kalau korban menolak, pelaku bisa saja menggunakan foto yang sudah dikirim untuk mengancam,” ujar Sudirman.
Menurutnya, kasus ini merupakan bentuk baru eksploitasi digital terhadap perempuan muda. Pelaku memanfaatkan kepercayaan dan semangat mahasiswi yang sedang mencari pengalaman di dunia modeling.
“Pelaku tahu targetnya. Mereka menyasar anak muda yang aktif di media sosial dan sedang mencari peluang karier. Tawaran yang tampak profesional membuat korban tidak sadar sedang dijebak,” jelasnya.
TRC PPA Kaltim kini memberikan pendampingan psikologis kepada korban serta menyiapkan laporan resmi ke aparat kepolisian.
Sudirman mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran kerja daring yang tidak jelas sumbernya.
“Tidak semua tawaran kerja di internet bisa dipercaya, apalagi yang menjanjikan keuntungan besar dengan proses seleksi yang tidak masuk akal. Kami imbau masyarakat, terutama perempuan muda, untuk memastikan setiap tawaran berasal dari lembaga resmi dan jelas,” pungkasnya.



Tinggalkan Balasan