Tiga Sekolah Masuk Prioritas Relokasi, Bappeda Samarinda Tinjau Ulang Dua Lokasi Aman untuk SMPN 48, 24, dan 27
SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) akan meninjau ulang lokasi relokasi sejumlah sekolah yang terdampak banjir dan longsor, seperti SMPN 48, SMPN 24, dan SMPN 27.
Kepala Bappeda Kota Samarinda, Ananta Fathurrozi, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima usulan dari Dinas Pendidikan terkait alternatif lokasi pemindahan sekolah-sekolah tersebut. Namun, keputusan akhir masih perlu dikaji ulang untuk memastikan lahan yang dipilih benar-benar aman dan layak untuk pembangunan fasilitas pendidikan.
“Ada usulan dari Dinas Pendidikan terkait alternatif pemindahan. Karena ada yang memang harus dipindahkan, tapi ada juga yang perlu dilihat lagi kondisi di lapangan. Keputusan Pak Wali tadi, kita akan meninjau ulang,” jelas Ananta, saat ditemui Indeksmedia.id, Selasa (4/11/2025).
Ia menjelaskan, dalam rapat bersama Pemerintah Kota, telah dibahas dua pendekatan utama. Pertama, mencari lokasi baru yang berdekatan dengan sekolah lama agar akses siswa tetap mudah. Kedua, memprioritaskan penggunaan lahan milik pemerintah kota agar proses relokasi lebih efisien dan tidak memerlukan biaya pembebasan lahan tambahan.
“Kita akan memilih yang milik pemerintah kota karena lebih murah, tidak perlu pembebasan. Tapi kalau memang tidak memungkinkan, opsi lain tetap kita siapkan,” ujarnya.
Ananta menambahkan, minggu depan pihaknya bersama instansi terkait akan kembali melakukan pertemuan teknis untuk menentukan lokasi terbaik dari dua opsi yang telah disiapkan.
“Minggu depan ada pertemuan lagi untuk menentukan lokasi yang paling tepat. Artinya tinggal kita pilih mana yang terbaik,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa prioritas relokasi saat ini adalah sekolah yang kondisinya paling mendesak, terutama yang mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor.
Namun, tidak menutup kemungkinan peninjauan juga dilakukan terhadap sekolah lain yang sebelumnya sempat mengalami kerusakan.
“Kalau memang perlu relokasi, ya relokasi. Tapi sekarang kita fokus dulu pada yang mendesak karena banjir dan longsor. Mau tidak mau, harus digeser,” tegasnya.
Ananta juga menyoroti pertimbangan biaya dalam penanganan sekolah terdampak. Jika relokasi dianggap terlalu mahal, Pemkot dapat mempertimbangkan opsi lain berupa rekonstruksi atau rekayasa bangunan, agar sekolah tetap bisa beroperasi tanpa berpindah lokasi.
“Kalau anggaran untuk beli atau mematangkan lahan terlalu besar, kita bisa pertimbangkan rekonstruksi atau rekayasa bangunan supaya bisa mengatasi banjir yang ada,” pungkasnya. (Yah)



Tinggalkan Balasan