Teras Samarinda Segmen 4, Transformasi Kota Menuju Ruang Hijau Modern
SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mulai mengubah wajah kota dari kawasan padat beton menjadi ruang hijau yang ramah publik. Salah satu buktinya terlihat dari pembangunan Teras Samarinda Segmen 4, yang dirancang sebagai kawasan terbuka hijau terpadu di tepi Sungai Mahakam.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, Desy Damayanti, mengatakan proyek ini menjadi bagian penting dari arah baru tata kota Samarinda yang menekankan keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan lingkungan.
“Segmen 4 ini kami siapkan untuk menjadi kawasan hijau yang bisa dinikmati masyarakat. Nanti warga bisa berjalan, berolahraga, dan menikmati tepian sungai yang lebih teduh, asri, serta fungsional,” ujar Desy Selasa (21/10/2025).
Proyek segmen 4 tidak hanya membangun saluran drainase besar berukuran 120×120 sentimeter sepanjang 800 meter dari Jalan Masjid hingga Pasar Pagi, tetapi juga menghadirkan ruang publik baru di atasnya.
Kawasan itu nantinya akan dilengkapi dengan taman terbuka, halte modern, dan dua pos polisi untuk menjaga keamanan pengunjung.
“Yang di atas nanti hanya ada taman, satu halte, dan dua pos polisi. Jadi kalau menunggu bangunan tinggi, pasti tidak ada. Karena konsep segmen 4 memang diarahkan sebagai ruang terbuka hijau,” jelas Desy.
Desy mengungkapkan, banyak warga mengira proyek ini belum berjalan karena tak melihat pembangunan besar di permukaan. Padahal, separuh pekerjaan telah rampung.
“Kalau dihitung, progresnya sudah sekitar 50 persen. Mungkin tidak terlihat karena sebagian besar struktur berada di bawah tanah. Bentuknya memang bukan bangunan tinggi, tapi lebih menyerupai taman,” tambahnya.
Lebih jauh, kawasan ini dirancang bukan hanya untuk memperindah tepian sungai, tapi juga menjadi bagian dari sistem transportasi perkotaan.
Halte yang dibangun nantinya akan terintegrasi dengan angkutan kota dan bus perkotaan, sehingga warga dapat berpindah moda transportasi dengan mudah.
“Halte itu nantinya terintegrasi dengan sistem angkutan kota dan bus perkotaan. Jadi masyarakat bisa menikmati kawasan tepian sungai sambil tetap terhubung dengan moda transportasi publik,” terang Desy.
Secara keseluruhan, Teras Samarinda memiliki empat segmen dengan fokus berbeda. Segmen pertama berisi jalur pedestrian di atas sungai sepanjang 300 meter senilai Rp48 miliar, segmen 2 dan 3 untuk revitalisasi dermaga dan terminal drop-off bus masing-masing Rp21 miliar, sedangkan segmen 4 bernilai Rp24 miliar.
“Kalau dibandingkan, segmen 4 memang tidak semegah pedestrian atau dermaga. Tapi justru di sinilah fungsi vitalnya. Ia menjadi penyeimbang antara ruang terbangun dan ruang hijau,” tutur Desy.
Untuk memastikan proyek berjalan sesuai target, Pemkot Samarinda membaginya ke dalam tiga paket besar. Semua segmen, terutama 2, 3, dan 4, diharapkan tuntas pada akhir tahun 2025.
“Seharusnya selesai sekarang. Kalau telat, uangnya bisa hangus lagi nanti,” ujarnya.
Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, Teras Samarinda Segmen 4 menjadi simbol perubahan arah pembangunan kota. Dari drainase menuju taman, dari beton ke ruang hijau, dan dari proyek fisik menuju kehidupan yang lebih manusiawi.
“Kami ingin masyarakat Samarinda punya tempat yang nyaman untuk berjalan, bersantai, dan berinteraksi dengan sungai yang selama ini menjadi identitas kota,” tutup Desy. (Yah)



Tinggalkan Balasan