Terapkan Aplikasi SIPMAS, Dinas Sosial Kutim Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan
KUTIM,INDEKSMEDIA.ID – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berhasil menangani permasalahan penanggulangan kemiskinan di Kutim dengan aplikasi Sistem Informasi Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (SIPMAS).
Sebagaimana diketahui untuk menanggulangi kemiskinan Dinsos Kutim memiliki inovasi untuk langsung terjun ke lapangan dan mengembangkan aplikasi SIPMAS.
“Kemiskinan di Kutim melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) pada tahun 2022 lalu mencapai 126.000 jiwa tapi dengan adanya SIPMAS angka tersebut menurun hingga 111.000 pada tahun 2024,” ujar Ernata, Kepala Dinsos Kutim, setelah melakukan On Air bersama Pro 3 RRI Jakarta, Minggu (12/01/2024).
Tak hanya itu dengan adanya aplikasi SIPMAS dan langsung terjun ke lapangan data Kemiskinan ekstrem masyarakat Kutim menurun.
“Pada tahub 2023 kemiskinan ekstrem di Kutim mencapai 5.951 jiwa setelah penanggulangan saat ini angkat tersebut sudah turun menjadi 3.061 jiwa,” terangnya.
Ernata juga menjelaskan aplikasi SIPMAS merupakan aplikasi dampingan SIKS-NG (Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation) yaitu aplikasi yang dibuat Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mengolah data penerima bantuan sosial.
Lebih lanjut kemiskinan terbagi menjadi dua kategori diantaranya kemiskinan pangan dan kemiskinan non pangan.
Selain itu dengan adanya SIPMAS maka Dinsos bisa berkolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait sesuai dengan kategori kemiskinannya.
“Misal kemiskinan non pangan seperti keterbatasan rumah maka kami akan lakukan kerjasama dengan Perkim, lalu keterbatasan pendidikan kami akan kerjasama dengan Disdikbud, dan apabila keterbatasan kesehatan maka Dinkes akan kami ajak bekerjasama untuk menuntaskan kemiskinan non pangan tersebut,” jelasnya.
Sehingga dengan adanya SIPMAS, semua OPD terkait bisa fokus sesuai dengan bidang dan pelayanannya masing-masing.
Ia juga mengatakan, selain kemiskinan non pangan tadi kemiskinan pangan bisa terjadi apabila asupan gizi tidak dapat terpenuhi masyarakat.
“Semua data yang ada di SIPMAS sudah by name by addres bahkan ada foto kondisi aslinya seperti rumah dan lainnya dan juga kami melakukan kerjasama dengan operator desa setempat agar lebih cepat dalam intervensi kemiskinan sesuai dengan kategorinya,” terangnya.
Ernata memberikan contoh, Desa bangun Jaya, Kaliorang pada awalnya ada 266 jiwa dengan tingkat kemiskinan ekstrem akan tetapi setelah pihaknya kesana angka tersebut turun menjadi 58 jiwa.
Pihaknya juga akan membantu apapun kategori kemiskinan yang ada di masyarakat, kemiskinan pangan akan langsung dibantu dengan program Usaha Ekonomi Produktif (UEP) atau usaha Kelompok Bersama dari Dinsos.
Diakhir Ernata menerangakan problem yang kadang terjadi yaitu masyarakat yang terkadang mengaku miskin apabila timnya akan melakukan pendataan keluarga miskin yang mengakibatkan gejolak di tengah masyarakat.
“Tahun 2023 lalu angka kemiskinan Kutim cukup tinggi bahkan kami ada di urutan ketiga dibawah Kukar dan Samarinda tapi sekarang alhamdulillah Kutim menjadi Kabupaten atau Kota di Provinsi Kalimantan Timur dengan tingkat kemiskinan paling rendah,” tutupnya. (rahmat)
Tinggalkan Balasan