SMPN 1 Sangatta Utara Giat Kembangkan Literasi Berbasis Digital Melalui Perpustakaan Online
Kutim — SMPN 1 Sangatta Utara saat ini tengah giat memanfaatkan teknologi informasi melalui pengembangan program berbasis digital.
Kepala perpustakaan di sekolah tersebut mengatakan tahun ini bakal menjalankan program utama yaitu perpustakaan digital.
“Tahu ini program utama kami adalah pengembangan dan pelaksanaan perpustakaan digital. Kami bekerja sama dengan Akasaramaya dalam hal penyediaan aplikasi,” kata Ules Sumule kepada indeksmedia, Selasa (23/4).
“Untuk pembelian bukunya kami didukung dari dana bos pusat, kami membeli buku sekitar 283 judul. Kami akan launching di perpustakaan digital kami rencana pada Minggu depan,” tambahnya.
Hal itu dilakukan menurut Sumule sebagai upaya menjawab tantangan dan kebutuhan para murid, mengingat situasi ruangannya yang sangat sempit.
“Jadi mau tidak mau, untuk bisa menyelesaikan permasalahan itu adalah dengan menyediakan perpustakaan di dunia maya atau di dunia digital. Sehingga kapan saja anak-anak bisa membaca buku, dimana saja, kapan saja dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu,” terangnya.
“Itu juga untuk menunjang akreditasi dan pelayanan dari perpustakaan kami,” tambah dia.
Ia menerangkan kecenderungan para murid, “dari segi buku mana yang paling banyak dibaca lebih banyak membaca buku online, terutama buku fiksi dan non fiksi.”
“Ada beberapa judul yang sering menjadi perebutan di sekolah, kalau buku tercetak itu seperti bulu Tere Liye dan sebagainya, itu menjadi buku favorit di perpustakaan sampai saat ini,” tambahnya.
Ia juga menyebut tidak ada kendala sedikit pun untuk mengakses buku-buku tersebut secara online.
“Untuk buku digital sampai sejauh ini sih tidak ada kendala karena nanti bisa diakses kapan saja, di mana saja, sepanjang jaringan masih tersedia,” katanya.
Lebih jauh diharapkan pihaknya agar pihak terkait membangun ruangan lebih luas untik perpustakaan di sekolah tersebut.
“Kami berharap sebenarnya untuk perpustakaan SMP 1 kalau bisa mungkin di dibangunkan ruang perpustakaan yang ukurannya lebih luas,” pinta dia.
“Kemudian sarana dan prasarana ditambah untuk ruangan. Kalau bisa jangan di lantai 2 tapi di lantai 1, itu untuk memudahkan pekerja perpustakaan dalam hal mobilisasi buku, baik buku yang masuk maupun buku yang harus dikeluarkan,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan