INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)



Senyum, Selfie, dan Kedekatan Tanpa Sekat: Cara Humanis Kapolres Kutim Rangkul Komunitas Ojol

Jibril Daulay Jibril Daulay - 8000 views
Kapolres Kutai Timur AKBP Fauzan Arianto mengabadikan momen hangat dengan berfoto bersama sejumlah driver ojol usai meresmikan Kedai dan Bengkel Ojol Kamtibmas, Rabu (5/11/2025) siang.

SANGATTA, INDEKSMEDIA.ID — Di tengah riuh kendaraan yang berseliweran di jantung Kota Sangatta, ada pemandangan yang tak biasa. Bukan patroli, bukan pula operasi lalu lintas, melainkan derai tawa dan potret kebersamaan antara polisi dan para pengemudi ojek online (ojol). Di sebuah sudut jalan, Kapolres Kutai Timur AKBP Fauzan Arianto tampak berfoto bersama sejumlah driver ojol usai meresmikan Kedai dan Bengkel Ojol Kamtibmas, Rabu (5/11/2025) siang.

Namun di balik momen sederhana itu, tersimpan pesan yang dalam tentang kedekatan, kepercayaan, dan cara baru membangun keamanan melalui sentuhan kemanusiaan.

“Polisi bukan untuk ditakuti. Kami ingin hadir sebagai sahabat, mitra di jalanan,” ujar AKBP Fauzan sambil tersenyum, dikelilingi para pengemudi ojol yang tak lagi canggung berbincang dengannya.

Di sela-sela obrolan santai, warna cokelat seragam kepolisian berpadu dengan jaket hijau dan kuning khas ojol. Tak ada jarak, tak ada protokol kaku. Mereka berbagi kisah ringan, tentang pesanan paling unik, jalanan paling padat, hingga tantangan bekerja hingga larut malam.

Suasana semakin cair ketika AKBP Fauzan mengajak selfie bersama. Gambar itu kemudian menyebar cepat di grup komunitas ojol Sangatta, menjadi simbol kehangatan yang jarang terlihat antara aparat dan masyarakat.

“Biasanya kalau dengar kata polisi, kami langsung tegang. Tapi beliau humble, dekat, dan mau mendengar kami,” kata Eko, salah satu pengemudi ojol sambil tersenyum bangga menunjukkan hasil foto di ponselnya.

Kedekatan ini bukan kebetulan. AKBP Fauzan memahami bahwa para ojol bukan hanya pengemudi, tetapi penjaga tak resmi kota yang setiap hari menyusuri jalan, menyaksikan langsung dinamika keamanan.

“Mereka ini mata dan telinga di lapangan. Mereka tahu lebih cepat kalau ada sesuatu yang terjadi. Karena itu kami ingin menjalin hubungan yang lebih kuat,” jelasnya.

Bagi AKBP Fauzan, keamanan tidak bisa dibangun hanya dengan patroli dan perintah. Ia harus lahir dari komunikasi yang hangat dan rasa saling percaya.

“Kalau komunikasi dibangun dari hati, pesan moral akan lebih mudah diterima,” ujarnya menambahkan.

Peresmian Kedai dan Bengkel Ojol Kamtibmas menjadi bentuk nyata dari filosofi kedekatan itu. Tempat ini bukan sekadar fasilitas servis atau tempat ngopi, tetapi ruang aspirasi dan interaksi antara polisi dan komunitas ojol.

Di sana, para pengemudi bisa beristirahat, berdiskusi, atau menyampaikan keluhan dan saran. Di sisi lain, polisi bisa hadir tanpa seragam formalitas, tapi sebagai bagian dari masyarakat.

“Kami ingin mereka merasa punya rumah di lingkungan kepolisian. Dari sini, komunikasi bisa tumbuh dengan alami,” tutur Kapolres.

Satu Selfie, Seribu Makna

Mungkin, selfie yang diambil hari itu hanya berlangsung beberapa detik. Tapi maknanya jauh lebih panjang. Ia merekam momen ketika polisi dan rakyat duduk sejajar, tanpa jarak, tanpa rasa takut.

Di perjalanan pulang, beberapa ojol terlihat tersenyum memandangi foto di layar ponsel mereka.

“Ini bukan sekadar foto,” kata seorang driver. “Ini pengingat bahwa kami dihargai.”

Kapolres Kutim AKBP Fauzan Arianto telah menunjukkan bahwa menjadi pemimpin bukan hanya soal memerintah, tapi juga mendengar dan menyapa. Bahwa membangun keamanan bisa dimulai dari secangkir kopi, seulas senyum, dan satu selfie — yang memantik rasa percaya di antara masyarakat dan aparat penegak hukum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!