Seno Aji Sebut Banjir di Kutim dan Berau Bukan Akibat Tambang, Pemprov Kaltim Siaga Penuh

SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID — Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji menegaskan bahwa banjir besar yang melanda Kutai Timur (Kutim) dan Berau sejak Minggu, 7 Desember 2025, bukan dipicu oleh aktivitas pertambangan yang masif. Menurutnya, peristiwa tersebut merupakan siklus tahunan yang sudah terjadi selama puluhan tahun.

“Ini tidak ada relasinya dengan tambang,” kata Seno menepis tudingan bahwa alih fungsi lahan tambang menjadi penyebab utama banjir.

Banjir kali ini memberikan dampak signifikan di dua kabupaten. Di Kutai Timur, air merendam enam kecamatan: Karangan, Muara Wahau, Telen, Kongbeng, Batu Ampar, dan Bengalon. Sementara di Berau, genangan terjadi di Kelay, Segah, Sambaliung, dan Gunung Tabur.

Meski membantah keterkaitan aktivitas tambang sebagai penyebab banjir, Seno tetap menegaskan bahwa perusahaan harus bertanggung jawab terhadap kondisi lingkungan sekitarnya pascakejadian.

“Karena kita melihat tambang ini merupakan aktivitas yang merusak lingkungan. Untuk itu harus dilakukan perbaikan lingkungannya oleh pertambangan ini,” tegasnya.

Seno menyampaikan bahwa banjir di Muara Wahau kini sudah surut sepenuhnya. Sebanyak 451 warga terdampak dilaporkan dalam kondisi selamat.

“Semua sudah pulang ke rumah masing-masing, dan Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa masyarakat setempat juga mengakui bahwa banjir serupa sudah terjadi sejak 20–30 tahun lalu.

“Para orang tua mengatakan bahwa ini merupakan kejadian tahunan, biasa setiap tahunnya,” jelas Seno.

Pemprov Kaltim memastikan seluruh perangkat penanganan bencana sudah siaga. Peralatan seperti perahu hingga crane disiapkan untuk membantu evakuasi maupun distribusi bantuan.

“Kita selalu berkoordinasi dengan BPBD Berau dan Kutim sejak 4 hari lalu, semua sudah ditangani,” kata Seno.