INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)


Pusling Wilayah Pesisir, Puskesmas Bonles Sasar Ibu dan Balita

admin | Jumlah pembaca: 2800 views
Kelas Penyuluhan Ibu Balita menjadi salah satu item kegiatan dalam Program Puskesmas Keliling (Pusling) yang dilaksanakan Puskesmas Bontang Lestari (Bonles) di Pulau Selangan, Rabu (4/8/2024). (Ali/indeksmedia)

Bontang – Kelas Penyuluhan Ibu Balita menjadi salah satu item kegiatan dalam Program Puskesmas Keliling (Pusling) yang dilaksanakan Puskesmas Bontang Lestari (Bonles) di Pulau Selangan, Rabu (4/8/2024).

Penyuluhan dilakukan dengan metode Emo-Demo, atau Emotional Demonstration. Sebuah pendekatan komunikasi perubahan perilaku yang dipercaya memiliki efektifitas dalam memperbaiki perilaku ibu terkait pemberian makan pada bayi dan anak.

Connie Cahaya selaku pemateri pada penyuluhan tersebut mengatakan teknik Emo-Demo tidak seperti metode penyuluhan pada umumnya, karna tidak hanya dengan model satu arah, tapi melibatkan peserta dalam proses penyampaian materi.

“Teknik penyuluhannya tidak seperti penyuluhan biasa, tapi dengan menggunakan metode Emo-Demo, atau pendekatan emosional dari ibu balitanya,” terangnya.

Materi yang disampaikan dengan metode Emo-Demo adalah edukasi tentang makanan tidak sehat. Dimana peserta diperlihatkan ilustrasi menggunakan gelas dan air untuk melihat langsung visualisasi lambung ketika diisi jajanan tidak sehat.

“Teknik Emo-Demo yang kita gunakan itu tentang jajanan sembarangan, jadi kita ada demonstrasi, kita menyediakan gelas dan jajanan yang tidak sehat. Terus kami mengilustrasikan,”lanjutnya.

Kegiatan tersebut bertujuan merubah perilaku masyarakat tentang pemberian jajanan tidak sehat kepada anak dengan metode dua arah dan visualisasi agar peserta semakin memahami pembelajaran yang diberikan.

“Untuk merubah perilaku masyarakat, nah biasanya kan kita menggunakan metode penyuluhan interaksi satu arah saja, jadi kita menyampaikan mereka hanya mendengarkan,” ucapnya.

“Jadi kenapa metode Emo-Demo, karna mereka bisa melihat visual, mereka bisa cium aromanya, merasakan, itukan lebih mengena untuk merubah perilaku,” lanjutnya.

Lebih jauh, Connie mengatakan jajanan yang tidak sehat sangat banyak didapati di warung-warung yang memiliki ciri-ciri khusus.

“Makanan yang berwarna terang, habis itu minuman yang bersoda dan minuman kemasan,” katanya.

Setelah penyuluhan selesai, diberikan soal untuk mengetahui tingkat pemahaman ibu-ibu terkait materi. Dari total nilai yang didapatkan, rata-rata nilai ya g diperoleh adalah 70%, yang artinya telah memahami materi yang telah diberikan.

“Setelah kegiatan itu kita ada pos test, baru mereka mengisi pertanyaan sebanyak sepuluh, kemudian ditotal nilainya berapa.
Tadi rata-rata dari pengetahuannya adalah 70%,” tutupnya. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini