Progres Teras Samarinda Tahap II Capai 86 Persen, Segmen 4 Tertunda karena Kendala Lelang
SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID — Proyek pembangunan Teras Samarinda Tahap II menunjukkan progres signifikan menjelang akhir tahun. Dari empat segmen pekerjaan yang direncanakan, tiga di antaranya dipastikan dapat rampung pada Desember 2025. Namun, salah satu segmen yakni Segmen 4, dipastikan tidak selesai tepat waktu karena mengalami kendala dalam proses pengadaan.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun yang disapa AH menjelaskan bahwa kondisi di lapangan cukup terkendali dan hasil pengerjaan sebagian besar berjalan sesuai target.
“Kalau segmen 1, 2, 3, dan 4 secara mayor, kami melihat pekerjaan bagus dan baik,” ujar AH.
Proyek yang menghabiskan anggaran sekitar Rp80 miliar ini tercatat telah mencapai 86 persen secara keseluruhan. Setiap segmen memiliki tingkat kesulitan berbeda, terutama pada segmen 4 yang berkaitan langsung dengan konstruksi drainase besar.
Segmen 4 seharusnya dapat dirampungkan bersamaan dengan segmen lainnya. Namun, proses pengadaan tidak berjalan sesuai ketentuan sehingga Pemkot Samarinda membatalkan lelang untuk menghindari potensi pelanggaran hukum.
“Segmen 4 seharusnya bisa rampung tahun ini, namun mengalami kendala terkait aturan sehingga Pemkot Samarinda memutuskan membatalkan lelang,” jelas AH.
“Segmen 4 memang diperkirakan terlambat karena sebelumnya terjadi lelang ulang. Ada peserta yang tidak memenuhi ketentuan hukum sehingga prosesnya dibatalkan dan harus dimulai kembali,” tegasnya.
Andi Harun menekankan bahwa keterlambatan ini murni karena aspek pengadaan, bukan karena kualitas pekerjaan di lapangan.
“Keterlambatan ini murni dampak proses lelang yang dibatalkan karena ada yang tidak memenuhi ketentuan hukum,” ungkapnya.
Segmen 4 merupakan bagian paling rumit dari keseluruhan proyek karena mencakup pembangunan sistem drainase yang terhubung langsung ke anak sungai yang mengalirkan air dari Jalan Jendral Sudirman menuju Sungai Mahakam melewati area sekitar Pasar Pagi.
Selain itu, Pemkot memilih menggunakan komponen precast khusus yang diproduksi di Balikpapan.
“Drainase di sini bukan pasangan batu biasa. Kami menggunakan frekes yang dibuat di Balikpapan,” kata AH.
Di beberapa titik ditemukan kelandaian dasar saluran yang perlu diperbaiki untuk mencegah genangan. Termasuk perbaikan pengecatan dan kelonggaran besi yang dianggap minor.
“Ada kelandaian di sisi bawah yang harus diperbaiki untuk menghindari genangan, pengecatan, dan beberapa kelonggaran besi. Semua temuan minor itu sudah kita minta diperbaiki,” tambahnya.
Selain menjaga konektivitas drainase baru, AH menegaskan bahwa saluran pembuangan dari daratan harus tetap berfungsi dengan baik selama proses konstruksi berlangsung.
“Saluran pembuangan dari arah darat tetap harus fungsional, sementara konektivitas saluran baru juga harus lancar,” jelasnya.
Meski mengalami keterlambatan pada segmen 4, Wali Kota memastikan bahwa mayoritas pekerjaan masih sesuai target dan tidak terdapat deviasi signifikan.
“Secara overall, pekerjaannya bagus dan deviasinya tidak terlalu banyak,” ucapnya.
Pemkot berharap segmen terakhir segera menemukan pemenang lelang baru agar konstruksi dapat dilanjutkan tanpa melanggar ketentuan hukum serta tetap menjaga kualitas dan fungsi sistem drainase Teras Samarinda Tahap II.



Tinggalkan Balasan