Pengurus WPP Korcab Kutai Timur Resmi Dilantik, Wabup Ajak Pelestarian Budaya dan Persatuan
KUTIM,INDEKSMEDIA.ID – Pengurus Paguyuban Warok Ponorogo Perantauan (WPP) Koordinator Cabang (Korcab) Kutai Timur masa bakti 2025–2028 resmi dilantik, Minggu (14/12/2025).
Pelantikan berlangsung di Sekretariat Paguyuban Warok Ponorogo Perantauan, Jalan Poros Kabo, Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur.
Wakil Bupati Kutai Timur, H. Mahyunadi, yang hadir dalam kegiatan tersebut menegaskan Reog merupakan kesenian dan kebudayaan yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Dia juga menilai warok tidak hanya dikenal sebagai tokoh dalam seni Reog, tetapi juga sebagai sosok kesatria yang berbudi luhur dan memiliki nilai kepemimpinan yang kuat.
“Warok merupakan sosok kesatria yang berwibawa, kuat secara spiritual, ahli bela diri, serta memiliki peran penting sebagai pemimpin dan penasehat dalam masyarakat. Sosok ini perlu dicontoh. Seorang pemimpin, walaupun sakti, harus tetap sayang kepada masyarakatnya,” ujar Mahyunadi.
Mantan Ketua DPRD Kutim itu juga menambahkan, setiap orang sejatinya terlahir sebagai pemimpin, setidaknya sebagai pemimpin dalam rumah tangga masing-masing.
Karena itu, nilai-nilai warok seperti ketangguhan, ketahanan mental, serta kebijaksanaan perlu dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita harus mencontoh warok yang kuat dan tahan banting, tetapi tetap memberikan kebijaksanaan,” terangnya.
Mahyunadi juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kekompakan antar paguyuban serta seluruh elemen masyarakat.
Menurutnya, persatuan merupakan modal utama dalam mendorong pembangunan di Kutai Timur.
“Persatuan dan kekompakan adalah kunci. Jika guyub rukun, pembangunan akan berjalan lancar. Hubungan baik antara penduduk asli dan pendatang justru memberikan keuntungan bagi Kutai Timur, karena mereka juga membawa kesenian dan kebudayaan baru,” jelasnya.
Dia menilai keberadaan paguyuban-paguyuban budaya menjadi kekayaan tersendiri bagi daerah.
Melalui paguyuban, masyarakat dapat saling mengenal dan menikmati keberagaman budaya yang ada di Kutai Timur.
“Kalau ingin melihat kebudayaan dari luar, kita tinggal datang ke guyub. Budaya itu bisa hadir sendiri di tengah masyarakat, dan pemerintah harus turun tangan untuk membantu dan memfasilitasi,” tegasnya.
“Jangan ragu untuk berkomunikasi dengan pemerintah. Apa pun kebutuhan masyarakat, mari kita bicarakan bersama demi Kutai Timur yang lebih baik,” pungkasnya. (*)



Tinggalkan Balasan