INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)



Pasien Dirawat Lama di IGD, RSUD AWS Ungkap Kapasitas Ruang Inap Tak Sebanding Pasien Masuk-Keluar

Jibril Daulay Jibril Daulay - 7100 views
Wakil Direktur Medik dan Keperawatan RSUD AWS, dr. Nurliana Adriati Noor. (Foto: Yah/Indeksmedia.Id)

SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda kembali menanggapi keluhan masyarakat terkait lamanya waktu tunggu pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Pihak rumah sakit menegaskan, kondisi tersebut bukan karena pelayanan yang lambat, melainkan akibat keterbatasan tempat tidur rawat inap dan tingginya perputaran pasien setiap bulan.

Wakil Direktur Medik dan Keperawatan RSUD AWS, dr. Nurliana Adriati Noor, menjelaskan bahwa jumlah pasien yang datang ke rumah sakit setiap bulan bisa mencapai lebih dari 3.000 orang. Jumlah ini termasuk pasien dari IGD maupun poliklinik rawat jalan.

“Sebelumnya kami mohon maaf jika teman-teman Bapak Ibu yang mengakses layanan rumah sakit harus menunggu cukup lama di IGD. Hal ini terjadi karena perputaran tempat tidur pasien selama satu bulan mencapai 3.000 hingga 3.500 pasien,” ujar dr. Nurliana saat ditemui Indeksmedia.Id Senin (20/10/2025).

Ia menambahkan, keterlambatan pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap kerap terjadi karena jumlah pasien yang masuk tidak seimbang dengan pasien yang keluar hingga terjadi penumpukan.

Selain itu, beberapa pasien juga harus melalui proses observasi terlebih dahulu untuk memastikan kondisi mereka stabil sebelum dipindahkan.

“Fungsi IGD adalah melayani pasien dengan kondisi kegawatdaruratan. Jadi pelayanan kami dilakukan berdasarkan prioritas, di mana pasien dengan kondisi paling gawat akan dilayani terlebih dahulu,” terangnya.

Suasana pendaftaran pasien di IGD RSUD AWS Samarinda. (Foto: Yah/Indeksmedia.Id)

Menurutnya, pasien-pasien dengan kondisi tertentu seperti kecelakaan atau stroke sering kali membutuhkan tindakan segera di IGD.

Prosedur tersebut dilakukan untuk menjamin keselamatan pasien sebelum dibawa ke ruang operasi yang berada di lantai tiga gedung IGD.

“Kalau pasien langsung dimasukkan ke ruangan lalu dikembalikan lagi ke IGD untuk tindakan, stabilitas pasien bisa terganggu. Karena itu kami tangani dulu di IGD sampai benar-benar siap,” jelasnya.

Selain keterbatasan tempat tidur, kendala lain yang sering dihadapi adalah ketidaksesuaian jenis ruang dengan kebutuhan pasien. Misalnya, ruang infeksi penuh sementara pasien yang datang adalah pasien infeksi, atau sebaliknya.

Namun demikian, dr. Nurliana menegaskan bahwa pihak rumah sakit berkomitmen tetap memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pasien, meski harus menunggu ruangan.

“Kami pastikan semua pasien tetap dilayani dengan baik. Jika kamar kelas satu penuh, pasien akan kami tawarkan dirawat sementara di kelas dua atau tiga. Begitu ada pasien pulang, akan kami prioritaskan untuk naik ke kelas yang sesuai,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!