INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)


Misteri Meninggalnya Tahanan Lapas Bontang, Keluarga Ungkap Kejanggalan

Chaliq | Jumlah pembaca: 14700 views
Kuasa hukum dan pihak keluarga korban.

KUTIM,INDEKSMEDIA.ID – AD Seorang tahanan Lapas Bontang meninggal dunia. Namun, kematian napi itu meninggalkan kejanggalan bagi keluarga.

Mereka menduga adanya tindakan kekerasan yang menyebabkan kematian sang napi. Hal itu diungkapkan Kuasa hukum keluarga korban, Bachtiar.

Dia menyampaikan keluarga baru mengetahui kematian korban beberapa jam setelah jenazah sudah dalam keadaan kaku dan siap dipindahkan dengan ambulance

Padahal, korban dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 02.00 WITA dini hari dan dinyatakan wafat pada pukul 06.30 WITA. Namun, pihak rumah sakit maupun Lapas Bontang tidak memberikan informasi kepada orang tua korban.

“Justru, keluarga baru mengetahui kabar duka tersebut pukul 10.00 WITA melalui ipar mereka. Saat itu, jenazah sudah dalam kondisi kaku dan siap untuk dipindahkan dengan ambulance,” kata Bachtiar.

Ketika tiba di rumah sakit, keluarga menolak menerima kondisi korban begitu saja. Saat selimut yang menutupi jenazah dibuka, keluarga menemukan luka lebam berwarna biru dan merah di lengan korban, benjolan di kepala, serta luka di lutut dan betis.

Bahkan, pada bagian belakang tubuh korban masih terdapat luka basah dengan darah yang tampak segar. Dokter yang menangani korban juga mengonfirmasi bahwa terdapat tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul.

Sementara itu, pihak Lapas Bontang menyampaikan bahwa korban meninggal karena sakit, dengan riwayat gagal ginjal, asma, dan TBC.

Namun, orang tua korban membantah hal tersebut dan menegaskan bahwa anak mereka hanya memiliki riwayat asma, tanpa penyakit lainnya.

Selain itu, pihak Lapas juga menyebut bahwa korban sempat melakukan pelanggaran dengan menggunakan ponsel di dalam lapas.

“Namun, menurut korban sebelum meninggal, ia pernah bercerita kepada orang tuanya bahwa penggunaan ponsel di dalam lapas dapat dilakukan dengan membayar Rp8 juta per bulan,” terangnya.

Terkait isu yang menyebut pihak keluarga ingin menyelesaikan kasus ini tanpa melanjutkan proses hukum, Bachtiar menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar.

“Hingga malam ini, tidak ada pernyataan dari keluarga yang menyatakan ingin menyelesaikan kasus ini begitu saja. Justru, keluarga ingin mengusut kasus ini sampai tuntas dan menuntut pelaku penganiayaan anak mereka untuk diadili,” tegasnya.

Kasus ini menambah daftar panjang dugaan kekerasan di dalam lembaga pemasyarakatan. Pihak keluarga kini menuntut transparansi dan keadilan agar kasus ini tidak berakhir tanpa pertanggungjawaban hukum. (rini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini