Kristian Hasmadi Sarankan Pemerintah Bangun Pabrik Pengolah Sawit
KUTIM,INDEKSMEDIA.ID – Berada di Daerah Pemilihan (Dapil) IV Kutai Timur (Kutim) yang mencakup Kecamatan Kombeng, Muara Wahau, dan Telen, Kristian Hasmadi berhasil duduk sebagai Anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kutim.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu dilantik pada, Rabu 14 Agustus 2024. Ada banyak aspirasi masyarakat yang telah dia tampung saat proses kampanye. Utamanya mengenai pemerataan pembangunan.
“Tiap wilayah yang perlu untuk diperhatikan adalah daerah tertinggal, utamanya di bidang infrastrukturnya, jalan antar desa. Seperti di Dapil IV, masih ada beberapa jalan yang masih sulit dilewati. Harusnya Kutim dengan anggaran yang besar, sudah tidak ada lagi jalan seperti itu,” katanya saat diwawancarai awak media.
Selain itu, Kristian Hasmadi juga menyinggung soal pertanian. Dia mengatakan pertanian di dapilnya memiliki pertanian, namun masih kalah dengan perkebunan.
“Sebagian masyarakat yang ada di Dapil IV belum punya keterampilan dalam bertani. Untuk itu, dibutuhkan pendampingan terhadap mereka,” ujarnya.
“Pertanian ada, tapi masih kalah dengan perkebunan,” sambungnya.
Dia mengatakan perkebunan sawit masih lebih maju di daerahnya ketimbang pertanian. Namun, hal itu tidaklah mudah. Para petani seringkali mengalami permasalahan yang berkaitan dengan harga sawit.
“Seperti saat harga sawit melonjak, pabrik biasanya menolak dari masyarakat. Hal ini merugikan petani, sebab sawit itu tak dapat dijual karena ditolak,” tuturnya.
Untuk mengatasi permasalahan itu, dia menyarankan kepada Pemerintah membangun pabrik yang mengolah sawit milik masyarakat. Sebab, swakelola kebun masyarakat cukup luas. Hanya saja, dia belum mengetahui, hal itu sudah ada regulasinya atau tidak.
“Hasil produksi sawit baru dari CPO. Padahal, Kutim cukup luas dengan perkebunan Sawit. Pemkab Kutim harus mempertimbangkan untuk membangun pabrik yang mengolah kelapa sawit, misalnya minyak goreng,” tuturnya.
Meski demikian, dia tertarik ingin masuk ke komisi yang membidangi Lingkungan Hidup, yakni komisi C. “Saya punya background disitu,” tandasnya. (adv)
Tinggalkan Balasan