Kekurangan 382 Guru, Samarinda Juga Dinilai Rendah Literasi Digital
SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID — Ketimpangan kualitas pendidikan di Kota Samarinda semakin tampak dengan munculnya tiga persoalan besar yang kini menjadi sorotan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Selain kekurangan ratusan guru, penerapan digitalisasi sekolah juga berjalan timpang dan kemampuan literasi digital tenaga pendidik masih tertinggal.
Kepala Disdikbud Kota Samarinda, Asli Nuryadin, menyatakan bahwa kondisi ini berdampak langsung pada kualitas pembelajaran di seluruh jenjang sekolah. Dari total 742 satuan pendidikan dan 129.221 peserta didik, kebutuhan tenaga pendidik masih jauh dari kata ideal.
Berdasarkan pendataan terbaru, Samarinda masih kekurangan 382 guru. Jumlah tersebut dinilai menjadi persoalan mendesak yang harus segera ditangani pemerintah.
“Ini menjadi perhatian serius dan kami berharap ada kebijakan penempatan bagi lulusan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) agar sekolah mendapatkan tenaga pendidik berkualitas,” ujar Asli, Rabu (26/11/2025).
Selain masalah sumber daya manusia, pemerataan fasilitas digital menjadi tantangan besar berikutnya. Data resmi Disdikbud menunjukkan adanya ketimpangan sarana yang menghambat proses digitalisasi pembelajaran.
Tercatat terdapat 9 sekolah tanpa akses internet aktif, 5 sekolah tanpa perangkat komputer atau laptop, 199 sekolah belum memiliki Chromebook dan sekitar 8 persen sekolah belum memiliki proyektor
Asli menegaskan pentingnya verifikasi kondisi di lapangan untuk memastikan data tersebut benar-benar merepresentasikan situasi di sekolah.
“Harus ditelusuri apakah sekolah-sekolah itu berada di blank spot atau memang belum tersentuh jaringan,” tambahnya.
Literasi Digital Guru Masih Rendah
Tantangan ketiga terletak pada kapasitas tenaga pendidik dalam menggunakan teknologi. Hasil pemetaan Disdikbud menunjukkan bahwa penguasaan digital guru cenderung masih pada level dasar dan menengah.
Sebaran kemampuan literasi digital guru:
- Tingkat dasar: 52,71 persen
- Tingkat menengah: 73,49 persen
- Tingkat mahir: 42,77 persen
Menurut Asli, tantangan ini harus segera dijawab dengan peningkatan kapasitas secara berkelanjutan.
“Kita sudah di era digital. Tantangan ini harus dijawab lewat pelatihan dan pendampingan berkelanjutan,” pungkasnya.
Dengan tiga persoalan utama yang masih membayangi, Disdikbud Samarinda menegaskan komitmennya untuk memperbaiki ketimpangan pendidikan demi memastikan pemerataan layanan belajar di seluruh sekolah.



Tinggalkan Balasan