INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)



Kasus HIV di Kutai Timur Meningkat, dr Aulia : Bukan Kegagalan, Tapi …

Chaliq - 16700 views
Klinik Pelangi VCT HIV RSUD Kudungga, dr Aulia Nisa Ahdin.

KUTIM,INDEKSMEDIA.ID – Jumlah kasus HIV di Kutai Timur (Kutim) mencapai 104 kasus per Agustus 2025. Meski demikian, angka itu dianggap bukan pertanda buruk, melainkan capaian positif karena semakin banyak masyarakat yang terdeteksi dan mendapatkan penanganan sejak dini.

Klinik Pelangi (VCT HIV) RSUD Kudungga, dr. Aulia Nisa Ahdin, menjelaskan, kasus HIV paling banyak ditemukan di Sangatta Utara dengan mayoritas usia produktif. Namun, dia menekankan peningkatan kasus bukan kegagalan.

“Kasus HIV ini ada peningkatan, tapi itu bukanlah merupakan kegagalan. Peningkatan ini dalam artian capaian juga. Jadi kita bisa mendeteksi lebih banyak orang, memeriksa lebih banyak orang di Kutai Timur. Sehingga angka deteksinya juga tinggi,” terang dr. Aulia saat ditemui Indeks Media di DP2KB Kutim, Senin (1/9/2025).

Menurutnya, semakin cepat seseorang dideteksi positif HIV, maka pengobatan dapat segera dilakukan sehingga risiko penularan bisa ditekan.

“Ini tidak bisa dianggap kegagalan karena, dengan kita memeriksa lebih banyak, mendeteksi lebih awal, itu bisa diobati sejak dini dan penularan bisa dicegah,” jelasnya.

Untuk itu, dia mengajak masyarakat agar tidak ragu melakukan pemeriksaan. “Pemeriksaan HIV bisa dilakukan di seluruh fasilitas kesehatan di Kutim, baik rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, maupun puskesmas. Biayanya gratis, rahasia, dan hasilnya hanya diberikan kepada yang bersangkutan. Jadi jangan takut untuk diperiksa,” tegasnya.

Senada dengan itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kutim, dr. Marthen Luther, mengungkapkan masih adanya stigma yang membuat sebagian pasien menolak pendampingan.

“Pendampingan tetap dilakukan. Pasien HIV didampingi terus, obatnya juga tetap dipantau. Tapi ada juga pasien yang saat mengetahui dirinya HIV, mereka hilang. Tidak mau didampingi oleh kami. Hal ini juga dipengaruhi karena ada stigma rasa malu di masyarakat,” ungkap dr. Marthen.

Dia menerangkan, stigma negatif tersebut perlu dihapus agar pasien mau menjalani pendampingan. “Inilah yang mau kami bangun, agar penderita HIV tidak perlu takut ataupun malu dan tetap mau didampingi agar kesehatan mereka tetap stabil,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan penularan HIV bisa terjadi melalui donor darah, jarum suntik, serta hubungan suami istri. Karena itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga perilaku aman dan melakukan pemeriksaan sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih luas.

Aulia pun menggambarkan situasi HIV di Kutai Timur ini sebagai fenomena gunung es. “Banyak yang tidak terdeteksi karena tidak diperiksa serta rendahnya kesadaran masyarakat. Kami juga melakukan jemput bola ke komunitas berisiko, sehingga bisa mendeteksi lebih awal,” imbuhnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!