Jelang Tutup APBD 2025, Gubernur Kaltim Siapkan Evaluasi Ketat Kinerja OPD
SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) akan memperketat pengawasan dan evaluasi kinerja organisasi perangkat daerah (OPD) mulai akhir tahun anggaran 2025.
Langkah ini ditegaskan Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud yang akrab disapa Harum sebagai upaya memastikan pelaksanaan program pembangunan berjalan tepat sasaran dan bebas dari praktik menyimpang.
Dalam kesempatan itu, ia menyoroti pentingnya disiplin perencanaan dan pelaksanaan program sejak awal tahun anggaran, agar tidak terjadi penumpukan kegiatan di akhir tahun.
Menurut Harum, salah satu tantangan klasik yang kerap muncul adalah orientasi OPD pada tingginya serapan anggaran tanpa diiringi kualitas pelaksanaan.
Ia menilai, pola tersebut berpotensi menimbulkan persoalan hukum jika tidak dibarengi dengan prinsip kehati-hatian dan integritas.
“Ada tiga cara agar kita terhindar dari korupsi. Jangan melakukan perbuatan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain yang merugikan keuangan negara. Jangan mark up dan jangan ada kegiatan fiktif,” tegasnya.
Gubernur menekankan bahwa ukuran keberhasilan pembangunan daerah seharusnya bertumpu pada manfaat nyata yang dirasakan masyarakat.
Karena itu, ia mendorong kepala OPD untuk lebih fokus pada kualitas output dan outcome program, bukan sekadar laporan administrasi.
“Tahun-tahun ke depan saya ingin perubahan nyata. Bukan hanya laporan rapi, tapi kerja yang cepat, tepat, dan penuh tanggung jawab,” ujarnya.
Dalam rangka mendorong efektivitas belanja daerah, Pemprov Kaltim berencana melakukan evaluasi rutin terhadap pelaksanaan APBD, baik secara bulanan maupun maksimal tiga bulan sekali.
Evaluasi ini diharapkan mampu mendeteksi lebih dini hambatan program sekaligus menjaga akuntabilitas penggunaan anggaran.
“APBD itu bukan untuk diparkir. Satu rupiah pun harus memberi manfaat bagi rakyat,” kata Harum.
Ia juga mengingatkan OPD agar tidak menjadikan dinamika kebijakan pusat atau kondisi ekonomi sebagai alasan perlambatan kinerja.
“Kalau ekonomi lesu, ya effort kita yang dinaikkan. Bukan ikut lesu,” pungkasnya.



Tinggalkan Balasan