Jelang Hari Raya Idul Adha, DTPHP Kutim Gencar Lakukan Pemeriksaan Hewan Kurban

Kutim — Mendekati Hari Raya Idul Adha, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban.

Kepala DTPHP Kutim Dyah Ratnaningrum melalui Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan drh. Antonius Kurniawan Dewanto, mengatakan pihaknya tengah melakukan pemeriksaan antemortem.

Diketahui pemeriksaan antemortem dilakukan dengan cara evaluasi visual dan fisik hewan, seperti melihat tanda-tanda penyakit, memeriksa kondisi kulit, mata, hidung, dan sistem pernapasan.

“Teman-teman hari ini melakukan pemeriksaan antemortem, atau pemeriksaan sebelum dipotong. Sekalian ngitung jumlah sapi,” ucapnya saat dihubungi pada Selasa 11 Juni 2024.

“Jadi sapi-sapi yang diperiska akan dibuati surat bahwa sapi tersebut sudah dilakukan pemeriksaan oleh dinas. Tapi ini lagi on progress. Jumlah pastinya masih menunggu. Pemeriksaannya nanti di masing-masing penjual,” tambahnya.

Antonius mengatakan data pastinya belum diketahui. Karena sampai saat ini sapi kurban sedang diimport dari beberapa daerah. “Data belum masuk semua nih. 18 kecamatan ini kita lakukan pemeriksaan. Kita lakukan sejak Senin.”

“Ini kan sapinya datang terus. Dari NTB dan Sulawesi. Informasi hari ini ada lagi sapi satu kapal didatangkan ke Samarinda, kemungkinan juga akan masuk ke Sangatta nanti,” sambungnya.

Disinggung potensi lolosnya sapi kurban yang berpenyakit, Antonius menimpali. Dia mengatakan hewan kurban yang dipilih semuanya sehat. Jika pun ada penyakit, kata dia, segera dilakukan pemeriksaan.

“Sebenarnya sapi kurban itu dipilih dari sapi-sapi yang sehat ya. Jadi kemungkinan untuk sakit itu kecil sekali. Paling nanti sejelek-jeleknya itu adalah cacingan. Tapi itu sebenarnya tidak membahayakan, karena nanti diketahui saat disembelih dan kita cek,” terangnya.

“Karena memang rata-rata sapi kurban itu terpilih dari sapi-sapi yang terbaik. Kalau ditemukan nantinya ada yang berpenyakit, kita akan lakukan pengobatan. Tetapi jarang sekali karena pedagang juga mau jual yang berkualitas kan. Karena pembeli tak mau ambil yang sakit-sakitan kan. Jadi semua kita sortir bagus-bagus nanti,” terangnya.

Lebih jauh alasan pihaknya tidak mengimpor sapi dari Pulau Jawa karena ada indikasi penyakit yaitu virus Lumpy Skin Disease (LSD). “Alasan sapi tak diambil dari Jawa karena di sana sapinya masih ada penyakit LSD. Makanya kita tidak boleh ambil dari sana dulu,” pungkasnya.

Sementara itu, Medik Veteriner Ahli Muda, drh Cut Meutia mengatakan per hari ini Selasa 11 Juni 2024 pemeriksaan hewan kurban dilakukan di beberapa titik untuk Kecamatan Sangtta Utara dan Sangtta Selatan.

“Saat ini totalnya 21 lokasi di dua kecamatan, untuk sapi ada 1.094 ekor. Kambing 803 ekor, terus domba ada 30 ekor dan kerbau 9 ekor. Alhamdulillah semuanya sehat,” ucapnya. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *