Islamophobia Terus Menggema, Apa Yang Dilakukan Dunia?

Opini3100 views

Indeksmedia — Agresi pasukan zionis Israel tidak berhenti menyerang Palestina. Agresi militer di sana telah berjalan lebih dari 140 hari dan terus memakan korban. Pada Senin (26-2-2024), Kementerian Kesehatan daerah setempat mengumumkan ada sebanyak 29.782 korban meninggal dan 70.043 warga luka-luka. (CNBC Indonesia, 26-2-2024). United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) melaporkan Israel terus melakukan pengeboman di Jalur Gaza dari udara, darat, dan laut, mengakibatkan semakin banyak korban sipil, pengungsian, dan kehancuran infrastruktur.

Pertempuran darat antara pasukan Israel dan kelompok bersenjata Hamas Palestina juga masih berlangsung, khususnya di selatan Kota Gaza dan Al Mawasi di barat laut Khan Younis, di mana puluhan ribu pengungsi berada.

Sementara itu, kondisi umat muslim di benua lain juga tidak baik-baik saja. Hasil pengamatan organisasi Tell MAMA di Inggris melaporkan bahwa sikap antimuslim melonjak tiga kali lipat sejak serangan Zionis terhadap Palestina. Organisasi tersebut mencatat sebanyak 2.020 kasus, di antaranya 901 kasus terjadi offline dan 1. 109 terjadi di dunia maya, sebagian besar insiden offline terjadi di ibu kota Inggris, London.

Serangan yang dilancarkan secara langsung berupa perilaku kasar, ancaman, penyerangan, vandalisme, diskriminasi, ujaran kebencian, dan literatur antimuslim. Bahkan perempuan menjadi sasaran dalam 65% kasus. (VOA Indonesia, 23-2-2024). Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris (MCB) Zara Mohammed menekankan pentingnya menyoroti Islamofobia berbasis gender. Ini menurutnya telah membuat perempuan Muslim Inggris tidak aman.

“Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi perempuan Muslim yang menghadapi dampak terberat dari serangan ini, seperti yang ditunjukkan oleh bukti. Lebih banyak hal yang harus dilakukan untuk mengatasi Islamofobia di semua tingkatan, dimulai dari politik kita,” katanya kepada The New Arab.

Seorang wanita Muslim yang berbicara kepada saluran berita Inggris Sky News, menyatakan dia bisa saja terbunuh oleh batu bata yang dilemparkan melalui jendela karena dukungannya terhadap Palestina. Juga terkait putusan Mahkamah Eropa (ECJ) November lalu yang membolehkan otoritas di negara anggota melarang penggunaan hijab. Selain itu, juga terjadi aksi perusakan Al Quran yang sempat dilakukan beberapa aktivis ekstrem kanan merupakan tindakan provokatif dan agresif yang mencederai hati umat Muslim di Eropa dan seluruh dunia.

Kaum Muslim Tanpa Perisai Ironisnya, penderitaan yang dialami saudara kita di Palestina dan di belahan dunia manapun yang hari ini terdzolimi ternyata belum bisa menggerakkan mayoritas hati masyarakat dunia. Negara muslim pun hanya sebatas mengecam tanpa ada bantuan nyata. Perang di Palestina justru menjadi penyulut bertambahnya kebencian masyarakat nonmuslim terhadap Islam. Akhirnya, islamofobia meningkat di berbagai belahan dunia.

Peristiwa seperti ini terus saja berulang. Para pembenci Islam makin menunjukkan kebenciannya terhadap Islam. Mereka tidak segan menganiaya, membakar kitab suci, bahkan melecehkan Baginda Nabi. Kaum muslim saat ini tidak memiliki tempat mengadu. Meskipun ada lembaga perdamaian dunia (PBB), umat Islam tidak mendapatkan perlindungan sebagaimana mestinya.

Permusuhan terhadap islam hari ini seolah menjadi tanda bahwa Islam harus diperangi, bahwa siapa saja yang tidak ingin dimusuhi, harus mendukung pilihan Amerika dan para sekutunya. Mereka bebas melempar opini negatif mengenai Islam hingga islamofobia tersebar cepat melalui media. Tersebarlah opini umum bahwasanya umat Islam itu jahat, teroris, dan sebagainya. Kondisi ini tentunya membuat sebagian nonmuslim menyimpan kebencian terhadap Islam.

Telah Allah sampaikan tentang kebencian terhadap Islam ini dalam Al-Qur’an. Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS Ali Imran: 118).

Perisai Kaum Muslim

Sejak runtuhnya Negara islam pada 3 Maret 1924, Kaum muslim menjadi sasaran kebencian musuh-musuh islam. Sebelum Negara islam runtuh, umat Islam selalu merasa aman di mana saja berada. Setiap seorang muslim yang teraniaya, kepala negara selalu mengirimkan pasukan untuk membelanya. Dahulu, tatkala Prancis ingin menyelenggarakan pertunjukan yang isinya menghina Rasulullah saw., kepala Negara islam saat itu langsung mengirimkan pesan agar acara tersebut dibatalkan.

Juga salah satu kisah yang masyhur tentang khalifah Al-Mu’tashim Billah pada tahun 837 Masehi yang mendengar seorang budak muslimah yang dilecehkan oleh kaum Romawi ketika berbelanja di pasar, khalifah Al-Mu’tashim Billah mengirimkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu Ammuriah dan menaklukkan kota tersebut dari tangan Romawi.

Ini adalah fakta. Kala itu, Negara islam mampu menundukkan dunia hingga semua negara tidak berani melawannya. Berbeda jauh dengan kekuasaan negara adidaya saat ini yang tidak mampu memberikan perlindungan dan justru mengeruk SDA dan menyebarkan ketakutan.

Negara islam adalah perisai yang akan senantiasa melindungi kaum muslim dari segala ancaman bahaya. Oleh karenanya, terkait masalah Palestina, islamofobia, atau lainnya, tidak akan pernah selesai jika umat Islam tidak mempunyai perisai kuat dan hal itu sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Wallahu’alam bi Asshowab

Penulis : Astri Burna., S.Pd.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *