INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)



Hampir Punah, Bupati Kutim Ingatkan Disdikbud Lestarikan Seni Tarsul

Chaliq - 7800 views
Bupati Kutai Timur, H. Ardiansyah Sulaiman. (ft/indeksmedia)

KUTIM,INDEKSMEDIA.ID – Penutupan Festival Magic Land Kutai Timur 2025 yang digelar di Polder Ilham Maulana, Sangatta Utara, Minggu (16/11/2025), tidak hanya berlangsung meriah dengan parade seni budaya, tetapi juga menghadirkan pesan penting dari Bupati Kutai Timur, H. Ardiansyah Sulaiman, mengenai tugas besar dunia kebudayaan di Kutim menyelamatkan seni tradisi yang hampir punah, termasuk seni tarsul.

Festival yang selama tiga hari menampilkan ragam pertunjukan, bazar UMKM, hingga atraksi budaya pesisir dan pedalaman itu menjadi ruang lahirnya kembali kesadaran masyarakat akan kekayaan seni Kutai Timur.

Namun di balik kemeriahan tersebut, Bupati menegaskan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama dalam menjaga keberlangsungan seni-seni lokal yang kini hanya dikuasai sedikit orang.

Dalam sambutannya, Ardiansyah menyebut Magic Land sebagai simbol gambaran kekayaan alam, tradisi, dan kreativitas masyarakat Kutai Timur.

“Magic Land Kutai Timur adalah keajaiban Kutai Timur. Sederhana bahasanya, tapi kesannya berbeda,” ujarnya.

“Sekarang kita harus memperlihatkan keajaiban Kutai Timur kepada masyarakat dalam bentuk ekonomi kerakyatan, seni budaya, literasi, seminar, dan sebagainya,” sambungnya.

Dia menegaskan Kutai Timur memiliki PDRB tinggi, namun selama ini masih didominasi oleh sektor pertambangan hingga 80 persen.

Padahal, Kutim memiliki ragam potensi ekonomi lain yang bisa digerakkan melalui padat karya, UMKM, kelompok tani, hingga kelompok sadar wisata (Darwis).

“Kami mendorong UMKM, home industri, kelompok tani, kelompok Darwis untuk hadir dan mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari alam Kutim,” tegasnya.

Di antara seluruh pesan yang disampaikan, Bupati memberikan catatan penting bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur mengangkat kembali seni tarsul, kesenian khas Melayu Kutai yang kini nyaris hilang ditelan zaman.

“Catatan bidang kebudayaan khusus untuk Kutai yang hampir punah yakni seni tarsul. Ini juga harus diangkat ke permukaan. Sebagian orang sulit menembang tarsul ini. Seni khas Melayu Kutai,” kata Ardiansyah.

Seni tarsul sendiri merupakan tradisi vokal Melayu yang dulu sering dilantunkan dalam acara adat, namun kini hanya dikuasai segelintir pelantun tua. Minimnya regenerasi membuat seni ini berada dalam kondisi kritis.

Bupati meminta agar Disdikbud segera menyiapkan program pelestarian, termasuk dokumentasi, pembinaan generasi muda, hingga memperbanyak pementasan seni tersebut dalam agenda-agenda kebudayaan kabupaten.

Ardiansyah juga menegaskan penyelenggaraan festival adalah bagian dari strategi memperkaya khasanah budaya Kutai Timur.

“Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang luar biasa. Mari kita hadir memperkaya khasanah budaya yang kita miliki bersama,” ujarnya.

“Saya terus mendorong event, karena itulah kekayaan modal kita yang sulit dimiliki daerah lain,” lanjutnya.

Festival Magic Land menjadi salah satu ruang pertemuan budaya dari berbagai latar belakang pesisir, pedalaman, perkotaan, hingga komunitas kreatif.

Mulai dari tari tradisional, pertunjukan musik lokal, hingga bazar UMKM, semuanya menyatu dalam satu panggung besar kebudayaan.

Pada malam penutupan, masyarakat yang hadir disuguhi pertunjukan khas budaya daerah, mulai dari drama musikal, tarian tematik, atraksi tradisional, sampai kolaborasi seniman lokal.

Festival Magic Land 2025 pun ditutup dengan optimisme Kutai Timur bukan hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga memiliki identitas budaya yang kuat dan harus diwariskan pada generasi berikutnya. (adv)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!