DLH Kutim Ingin Pindahkan TPA dan Ciptakan EBT Gas Metana, Minta DPRD Dukung

Kutim — Sampah menjadi masalah yang sampai hari ini tidak terselesaikan di Indonesia. Pada tahun 2023 jumlah sampah di Indonesia hampir mencapai 12 Juta Ton, dan hanya bisa dikelola kembali sebanyak 67% dari jumlah tersebut.

Masih terdapat 33% atau hampir mencapai 4 juta ton sampah tidak dapat didaur ulang.

Hal ini berdasarkan data SPISN Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Indonesia.

Lantaran itu Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memiliki agenda progres untuk mengubah sampah menjadi energi baru terbarukan (EBT).

Disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim Armin Nazar, menyebut akan merelokasi tempat pembuangan akhir (TPA) ke kawasan yang lebih representatif.

“Kita mau relokasi dari Batuta ke Rantau Pulung km 12, rencananya kita mau bangun TPA yang lebih representatif dengan menggunakan sistem sanitary landfill di sana,” kata Armin kepada Indeksmedia, Jumat (5/4) kemarin.

“Kemudian kita juga ingin menggunakan energi baru terbarukan Gas Metana, semoga ini nantinya bisa progres dan di dukung oleh DPRD karena kita butuh penganggaran untuk lakukan ini, kemarin kita sudah hearing ke sana,” sambungnya.

Kepala DLH kutim itu juga menyebutkan kota Balikpapan yang sukses menjadikan gas metana hasil tangkapan di TPA sebagai gas elpiji yang bersumber dari sampah. “Mudah-mudahan Kutai Timur kedepannya bisa menerapkan itu juga,” imbuhnya.

Selain itu, Armin meminta kepada masyarakat Kutim untuk tidak lagi membakar sampah karena dinilainya bisa mencemari udara dan merusak lapisan ozon bumi.

“Sudah kita sediakan tong-tong sampah silahkan di isi sesuai jadwal buang sampah yang disiapkan, pukul 6 sore sampai 6 pagi,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *