Bakal Bangun Sekolah Rakyat, Pemkab Kutim Siapkan Dua Opsi Lahan
KUTIM,INDEKSMEDIA.ID – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menyiapkan dua opsi lahan untuk pembangunan Sekolah Rakyat. Hal itu diungkapkan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Poniso Suryo Renggono usai memimpin rapat koordinasi dengan Organisasi perangkat daerah (OPD) di ruang rapat, Bappeda Kutim, Senin (28/7/2025).
“Opsi lahan ada dua, di Guru Besar dan Simono. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), keduanya masuk kategori lahan yang boleh dibangun untuk fasilitas umum seperti sekolah, perumahan, dan sebagainya,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya sementara mengkaji calon lahan pembangunan sekolah rakyat itu. Dua opsi lahan itu muncul lantaran dianggap layak untuk dibangun sekolah program dari Pemerintah pusat itu.
Dia menekankan pihaknya juga ingin memastikan ketersediaan lahan yang sesuai dan bebas dari persoalan hukum atau sosial.
“Dalam rangka persiapan Sekolah Rakyat, kita perlu lahan yang clear and clear. Proses ini berjalan bertahap dan harus benar-benar matang,” ujarnya.
Poniso juga meminta tim teknis untuk segera turun ke lapangan guna memastikan secara langsung kondisi lahan, termasuk aspek legalitas dan efisiensi biaya pembangunan.
“Demi efisiensi biaya dan kepastian aturan, kita minta tim untuk turun ke lapangan, memastikan mana lahan yang paling tepat dan betul-betul clear and clear agar bisa dibangun pemerintah pusat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Poniso menambahkan tugas utama pemerintah daerah dalam tahap awal adalah menyiapkan lahan.
“Tugas kita di daerah adalah menyiapkan lahan. Setelah dibangun oleh pemerintah pusat, baru kita siapkan SDM-nya, baik pendidik maupun tenaga kependidikan. Jadi ini harus dimatangkan dulu,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggelar rapat koordinasi, Senin (28/7/2025). Rapat yang dilaksanakan di ruang rapat Bappeda membahas pembangunan sekolah rakyat yang merupakan program Presiden Prabowo Subianto.
Sekolah rakyat ini diperuntukkan untuk masyarakat miskin. Program ini menyasar anak dari keluarga miskin ekstrim, desil 1 dan desil 2. Desil 1 adalah mereka yang berpenghasilan Rp 500 ribu ke bawah. Sementara desil 2, mereka berpenghasilan Rp 500-600 ribu. (*)


Tinggalkan Balasan