INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)


Anggota DPRD Kutim Minta Dilakukan Screening Awal Kelompok Beresiko HIV/AIDS, Tapi …

Chaliq | Jumlah pembaca: 5600 views
Anggota DPRD Kutim, dr Novel Tyty Paemboman.

KUTIM, INDEKSMEDIA.ID – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim) sedang membahas pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS. Untuk menangani itu, DPRD Kutim bahkan telah membentuk panitia khusus (Pansus).

Isu ini perlu dibahas untuk mengantisipasi penyebaran HIV AIDS di masyarakat. Selain itu juga memutus mata rantai penyebaran penyakit yang belum ada obatnya ini.

Anggota DPRD Kutim, dr Novel Tyty Paembonan, menekankan diperlukan pendekatan komprehensif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Dia menjelaskan screening awal dan tes berkala seharusnya wajib dilakukan untuk mereka yang masuk dalam kelompok berisiko.

“Yang terkait dalam faktor risiko tinggi ialah pekerja seks komersial, waria, dan pria yang berhubungan seks dengan pria,” ungkap dr Novel Tyty Paemboman usai rapat Pansus pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Ruang Hearing Kantor DPRD Kutim beberapa waktu lalu.

Namun, screening terhadap kelompok warga beresiko tertular ini bukan tanpa masalah. Sebab, bayang-bayang hak asasi manusia menghantui bila screening dilakukan.

Untuk itu, Politisi Gerindra tersebut meminta bila screening dilakukan, maka harus memperhatikan serta melindungi hak asasi manusia (HAM) dan privasi seseorang.

Dia menilai, diperlukan regulasi untuk melindungi hak-hak kelompok rentan dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

“Itu yang perlu kita atur, artinya harus ada regulasi yang tidak melanggar hak asasi manusia apalagi ini dalam rangka kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS,” jelasnya.

Novel menyatakan bahwa upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS harus mencakup pendekatan holistik, mencakup edukasi, promosi kesehatan, pengurangan stigma dan diskriminasi, serta peningkatan akses layanan bagi kelompok rentan.

Selain itu, keterlibatan masyarakat, organisasi sipil, dan kelompok terdampak dianggap vital dalam merumuskan solusi yang efektif dan berkelanjutan.

“Sekarang tentu kita harus mencari akar masalahnya apa, dan apa penyebab utama hal ini menular dari mana. Dan hal ini pasti juga ada larinya ke tempat hiburan-hiburan malam,” imbuhnya.

Dia berharap, regulasi mengenai hal ini dapat segera rampung dan segera dilakukan screening untuk memutuskan mata rantai penyebaran HIV/AIDS. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini