Agusriansyah Ridwan Nilai Pembangunan Infrastruktur Kutim Sudah Lebih Baik
Kutim — Banyaknya infrastruktur yang telah manfaatnya telah dirasakan oleh masyarakat menjadi bukti pembangunan Kutim sudah cukup baik. Begitu kata legislator Kutim Agusriansyah Ridwan.
Politisi PKS itu menerangkan indikator penilaian pembangunan infrastruktur Kutim mesti dianalisa sebelum kepemimpinan Ardiansyah Sulaiman dan Kasmidi Bulang.
Karena itu warga bisa melihat langsung pembangunan yang sudah dilakukan dalam jangka tiga tahun kepemimpinan mereka.
“Tapi kalau langsung kita generalkan masih banyak yang belum baik, itu tidak mengukur realisasi pembangunan Pemkab Kutim. Artinya tidak objektif dalam memberikan penilaian,” ucap Agusriansyah, Rabu 11 Juli 2024.
Kata dia, realisasi jalan tani cukup massif, jalan pemukiman juga begitu. Dicontohkannya di wilayah Sangatta Utara yang sebelumnya tidak terbangun. Termasuk juga jalan penghubung desa dan kecamatan.
Lebih lanjut Agusriansyah meminta OPD untuk tetap terintegrasi sebagai bentuk percepatan pembangunan Kutim.
“Jadi antara OPD satu dengan OPD lain kita inginkan mereka membangun rapat terintegrasi perencanaan yang memang harus bergabung,” pintanya.
Dikemukakannya, target Pemkab Kutim dalam membangun infrastruktur, contohnya listrik, yang kini dapat dinikmati warga.
“Gambarannya, dari 142 desa, kurang lebih 20 desa yang belum teraliri listrik. Supporting dari PLN dan atas kerjasama dengan Pemkab Kutim, ini membuktikan Pemda cukup serius dalam penanganan ini,” jelasnya.
Lebih jauh dia mengatakan daya yang digunakan bisa didapatkan dari berbagai sumber, seperti sharing daya yang dimiliki perusahaan, konektivitas blog Mahakam, penggunaan diesel dan termasuk penggunaan PLTS komunal. “Hal ini tinggal didiskusikan dalam pemenuhannya.”
“Alhamdulillah, Pemkab Kutim konsentrasi kalau berbicara infrastruktur. Infrastruktur air juga, PDAM misalnya, ini sudah mulai pelan-pelan semua wilayah itu digerakkan dalam sisi volume per detiknya, termasuk kolam penampungan, dan jaringan,” tambahnya.
Walau sumber air tidak mudah ditemukan, tapi Pemkab Kutim berupaya mengembangkan infrastruktur air.
“Memang ada beberapa wilayah bagaimana sumber airnya ditemukan. Alhamdulillah, di beberapa wilayah sudah ada Pamsimas, realisasi MBR. PDAM ini dikembangkan dari segi jaringan, pelayanan, juga produksi airnya yang representatif,” tutupnya. (adv)
Tinggalkan Balasan