INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)



318 Kejadian Bencana Hidrometeorologi di Samarinda Sepanjang 2025, Longsor Paling Banyak

Jibril Daulay Jibril Daulay - 5600 views
Tangkapan layar rumah ambruk dan atap terbang dihantam angin kencang di Samarinda

SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID — Kota Samarinda masih menghadapi tingkat kebencanaan yang tinggi sepanjang 2025. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Samarinda mencatat sedikitnya 318 kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah kota, mulai dari tanah longsor, cuaca ekstrem, banjir, hingga kebakaran hutan dan lahan.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Samarinda, kejadian tanah longsor menjadi bencana paling dominan, dengan 151 peristiwa sepanjang 2025.

Longsor juga menimbulkan korban jiwa, dengan lima orang meninggal dunia pada Mei 2025, terdiri dari empat korban di wilayah Belimau, Lempake, dan satu korban di kawasan Graha Lestari.

Selain longsor, cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang tercatat terjadi 138 kali. Banjir dilaporkan terjadi 23 kali dengan 32 titik genangan di sejumlah kawasan yang selama ini dikenal rawan banjir.

Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) relatif rendah dengan enam kejadian sepanjang tahun, seiring masih banyaknya hari hujan di Samarinda.

Akibat rangkaian bencana tersebut, BPBD mencatat 11.460 kepala keluarga atau 31.763 jiwa terdampak. Selain itu, terdapat lima orang luka-luka dan delapan korban meninggal dunia, termasuk seorang anak yang tenggelam di kawasan Sungai Pinang.

Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, BPBD Kota Samarinda memastikan seluruh personel dan peralatan dalam kondisi siaga penuh.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda, Suwarso, mengatakan potensi bencana hidrometeorologi masih perlu diantisipasi, terutama menjelang akhir tahun. Berdasarkan prakiraan BMKG, pada periode 21–30 Desember 2025 Samarinda berpeluang mengalami hujan lebat dengan intensitas 75–100 milimeter per hari.

“Menyikapi potensi tersebut, BPBD bersama relawan pengurangan risiko bencana dan unsur pentahelix telah menyiapkan langkah kesiapsiagaan, mulai dari apel siaga, pengecekan peralatan, hingga pendirian posko kebencanaan,” ujar Suwarso.

BPBD mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan berintensitas tinggi, serta aktif berperan dalam upaya pengurangan risiko bencana di lingkungan masing-masing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!