INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)



Ardiansyah Sulaiman Tekankan Pentingnya Penggalian Jejak Islam di Kutai Timur

Chaliq Chaliq Chaliq - 6500 views
Bupati Kutai Timur, H. Ardiansyah Sulaiman saat menyaksikan replika perjalanan nabi dan rasul. (ft/indeksmedia)

KUTIM,INDEKSMEDIA.ID – Suasana Area Masjid Islamic Center Al Faruq Sangatta tampak lebih hidup dan edukatif saat Pameran Miniatur Sejarah Nabi dan Rasul resmi dibuka pada Minggu (16/11/2025).

Pameran dengan tema Jejak Peradaban Islam dari Nabi Muhammad SAW hingga Kutai Timur ini akan berlangsung selama sepekan, mulai 16 hingga 22 November 2025.

Pembukaan dilakukan Bupati Kutai Timur, H. Ardiansyah Sulaiman. Dia menekankan pentingnya memahami sejarah Islam dan jejak budaya yang telah lama mengakar di daerah tersebut.

Dalam sambutannya, H. Ardiansyah Sulaiman mengungkapkan penyelenggaraan pameran ini bukan persiapan singkat, melainkan bagian dari program kebudayaan yang telah direncanakan matang dalam satu tahun terakhir.

“Kegiatan ini sudah kami siapkan setahun lalu. Ini juga memberikan pembelajaran kepada anak-anak kita,” ujarnya.

Bupati menjelaskan sejarah Kutai memiliki hubungan erat dengan perkembangan Islam di Nusantara.

Dia menyinggung keberadaan Kesultanan Kutai yang diperkirakan muncul pada abad ke-14 hingga ke-15. Pada masa itu, beberapa wilayah Kutai telah menunjukkan corak budaya Islam yang kuat.

“Kesultanan Kutai sudah ada di abad ke-14 atau 15. Pada abad 14, 15, 16 sudah bercorak Islam. Kami menyambut baik bila besok ada kontribusi peserta dengan data-data autentik dengan sejarah Islam hingga bisa masuk ke Kutim,” ungkapnya.

Menurutnya, banyak peninggalan Islam tersebar di berbagai titik wilayah Kutai, khususnya peninggalan para tokoh penyebar Islam masa lampau.

Temuan-temuan tersebut menjadi bukti nyata bahwa Islam telah lebih lama berakar di daerah ini dibandingkan yang banyak diketahui publik.

“Bila melihat di Kutai, kita sudah banyak melihat peninggalan Islam. Utamanya mereka yang menyebarkan Islam di Kutai. Silakan digali. Kutai kerajaan tertua di Indonesia, kita yakin peninggalan jejak dan budaya itu pasti ada,” jelasnya.

Dia menegaskan transformasi Kerajaan Kutai menjadi Kesultanan Kutai adalah fase sejarah yang perlu ditelusuri lebih dalam, terutama mengenai siapa tokoh awal yang membawa dan mengokohkan ajaran Islam pada masa itu.

“Pergantian kerajaan Kutai menjadi kesultanan perlu kita gali bersama. Sebab, nama kesultanan lekat dengan Islam. Pertanyaannya, siapa yang mengawali keislaman itu. Untuk itu, Disdikbud diharapkan bisa menggali itu dengan melibatkan para ahli,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ardiansyah juga menyinggung penemuan arkeologis penting di wilayah Kutim.

Diketahui, sejumlah peneliti dari Prancis pernah menemukan artefak peradaban manusia yang berusia lebih dari 10 ribu tahun sebelum Masehi.

“Ada beberapa penemuan peradaban manusia 10 ribu tahun sebelum Masehi yang berhasil ditemukan peneliti dari Prancis. Tapi yang tertinggal di sini serpihan kecil, yang utuh dibawa ke Prancis. Itu karena kita tidak memiliki museum dan semoga kita bisa mengambilnya di masa mendatang,” ujarnya.

Menurutnya, temuan tersebut menjadi bukti Kutai Timur memiliki perjalanan sejarah luar biasa panjang, bahkan jauh sebelum era kerajaan dan kesultanan.

“Budaya yang ada di Kutim itu sudah ada 10 ribu tahun sebelum Masehi. Kutai Timur memiliki history yang luar biasa,” terangnya.

Untuk mendukung pelestarian sejarah, Ardiansyah menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menghadirkan museum daerah sebagai pusat penyimpanan artefak dan jejak-jejak budaya yang selama ini tercecer.

Bupati juga menambahkan seluruh benda pameran yang ditampilkan pada kegiatan ini nantinya akan menjadi koleksi milik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur.

Koleksi-koleksi tersebut akan ditempatkan di area Miniatur Ka’bah Masjid Agung Al Faruq untuk menjadi sarana edukasi berkelanjutan.

“Apa yang dipamerkan, itu akan jadi milik Disdikbud dan akan tetap berada di miniatur Ka’bah yang ada di Masjid Agung Al Faruq. Edukasi yang kita hadiri ini memberikan sentuhan tersendiri bagi kita,” jelasnya.

Pameran ini sendiri menampilkan berbagai miniatur dan replika perjalanan para nabi serta visualisasi perkembangan Islam dari Mekkah hingga penyebarannya di wilayah Nusantara dan Kutai Timur.

Pameran ini diharapkan dapat menjadi ruang pembelajaran sejarah yang menarik bagi anak-anak, pelajar, dan masyarakat umum. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!