BMKG: Kaltim Masuki Puncak Musim Hujan, Waspadai Banjir dan Longsor di Empat Wilayah Ini
BALIKPAPAN, INDEKSMEDIA.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I SAMS Sepinggan Balikpapan menyatakan bahwa seluruh wilayah Kalimantan Timur kini telah memasuki puncak musim hujan, dengan potensi hujan lebat yang meningkat signifikan selama Dasarian II (11–20 November 2025).
BMKG memperingatkan adanya risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir lokal, genangan, dan tanah longsor, terutama di kawasan Kutai Barat, Kutai Timur, Mahakam Ulu, dan Berau.
“Curah hujan di sebagian besar wilayah Kalimantan Timur meningkat menjadi 150–250 mm per dasarian. Ini menandai intensifikasi musim hujan yang cukup aktif,” tulis Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, dalam laporan cuaca dasarian terbarunya, Senin (10/11/2025).
BMKG memetakan bahwa pada periode 11–20 November 2025, awan hujan lebat akan terbentuk hampir di seluruh kabupaten, bergerak dari wilayah barat (Kutai Barat, Mahakam Ulu) ke arah pesisir timur dan selatan (Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Paser).
Secara rinci, hujan intens diprediksi terjadi:
11–13 November: Kutai Barat, Mahakam Ulu, Berau, dan Kutai Timur.
14–16 November: Berau, Kutai Timur, Kutai Barat, Mahakam Ulu.
17–20 November: Meluas ke Penajam Paser Utara, Paser, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara.
“Aktivitas awan konvektif di Kalimantan Timur meningkat karena kombinasi faktor global dan regional. Kondisi ini memicu hujan lebat disertai petir di beberapa wilayah,” tulis Cahyo.
Ada dua fenomena iklim besar dunia, yakni La Niña lemah dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif, disebut BMKG sebagai penyebab utama meningkatnya intensitas hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
- ENSO (El Niño–Southern Oscillation): –0.67 (La Niña lemah)
- IOD (Indian Ocean Dipole): –2.00 (IOD negatif)
Kondisi ini menyebabkan pasokan uap air meningkat dari Samudra Hindia dan Laut Makassar, sehingga memperkuat pembentukan awan hujan di Kalimantan Timur.
“La Niña dan IOD negatif bersamaan membuat wilayah Kaltim berada pada fase basah aktif. Pola ini meningkatkan curah hujan harian dan durasi hujan di sore hingga malam hari,” jelas Cahyo.
Dampak dan Wilayah Rawan
BMKG mengingatkan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi menimbulkan banjir dan longsor di daerah. Seperti di Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu, berpotensi longsor dan banjir bandang di daerah perbukitan. Di wilayah Kota Samarinda dan Kukar berpotensi genangan air dan kenaikan debit sungai Mahakam.
Selain itu, di kawasan wilayah Kota Balikpapan, PPU, dan Paser yang diprediksi bakal terjadi hujan merata berpotensi akan mengganggu jalur transportasi dan aktivitas pesisir perairan.
Selain itu, kondisi angin permukaan yang lembap dan bertiup dari arah tenggara–timur laut dapat menyebabkan awan konvektif aktif yang memicu hujan disertai petir di sore–malam hari.
Kalimantan Timur kini berada dalam fase puncak musim hujan aktif, dengan curah hujan meningkat secara merata di seluruh wilayah. BMKG mengingatkan bahwa hujan lebat masih akan terus terjadi hingga dekade ketiga November, terutama di wilayah tengah dan hulu, sehingga kewaspadaan bencana hidrometeorologi perlu ditingkatkan. BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk:
- Mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor, khususnya di wilayah dengan curah hujan tinggi dan topografi berbukit.
- Memantau pembaruan cuaca harian melalui aplikasi Info BMKG dan kanal resmi BMKG Wilayah IV Makassar serta Stasiun Meteorologi Sepinggan Balikpapan.
- Menyiagakan tim tanggap darurat dan melakukan pembersihan saluran air di kawasan rawan genangan.
Rangkuman Prakiraan Dasarian II Wilayah Kalimantan Timur (11–20 November 2025)
- Status Iklim Global: La Niña lemah (–0,67) + IOD negatif (–2,00)
- Curah Hujan Dominan: 150–250 mm/dasarian (kategori menengah–tinggi)
- Wilayah Paling Terdampak: Kutai Barat, Mahakam Ulu, Kutai Timur, Berau
- Pergerakan Awan Hujan: Dari wilayah hulu ke pesisir timur dan selatan
- Dampak Potensial: Banjir, genangan, tanah longsor, gangguan transportasi
- Periode Berlaku: 11–20 November 2025



Tinggalkan Balasan