INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)



Terowongan Samarinda Masuki Tahap Akhir, Uji Beban Dilakukan 2026 Sebelum Beroperasi 2027

Jibril Daulay Jibril Daulay - 5300 views
Terowongan Samarinda. (Foto: Yah/Indeksmedia.Id)

SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda menegaskan bahwa penyelesaian proyek terowongan yang menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap masih memerlukan waktu cukup panjang sebelum dapat digunakan masyarakat. Meski progres konstruksi fisik disebut hampir rampung, terowongan tersebut baru bisa dibuka untuk publik paling cepat pada tahun 2027.

Kepala Dinas PUPR Samarinda, Desy Damayanti, menjelaskan bahwa pihaknya menargetkan seluruh pekerjaan konstruksi fisik selesai sepenuhnya pada akhir tahun 2025.

Setelah itu, tahapan uji beban dan keselamatan struktur akan diajukan ke Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR pada tahun 2026.

“Target kami akhir tahun ini selesai fisiknya. Setelah itu baru kami ajukan untuk uji dari pusat,” ujar Desy Kamis (30/10/2025).

Desy menegaskan, proses uji kelayakan oleh KKJTJ merupakan tahapan krusial dan wajib sebelum terowongan bisa dilintasi publik. Pihaknya tidak dapat melakukan uji tersebut secara mandiri karena menyangkut standar keamanan nasional.

“Karena ini uji keselamatan, maka dilakukan langsung oleh tim dari pusat (KKJTJ). Kami hanya bisa mengajukan jadwal dan menunggu mereka turun untuk melakukan penilaian struktur dan kelayakan,” jelasnya.

Sembari menunggu proses tersebut, tim PUPR Samarinda kini fokus pada uji internal guna memastikan seluruh konstruksi sesuai spesifikasi teknis di lapangan.

Uji internal ini mencakup pengecekan sambungan beton, sistem drainase, serta kekuatan lapisan dinding terowongan.

Desy juga menanggapi keluhan sebagian warga sekitar yang sempat merasakan getaran saat dilakukan uji beban internal beberapa waktu lalu. Ia memastikan hal itu merupakan bagian dari prosedur standar dan tidak membahayakan.

“Kami memastikan getaran tersebut masih dalam batas aman dan merupakan bagian dari simulasi pembebanan. Semua pengujian dilakukan dengan pengawasan,” ujarnya menegaskan.

Selain itu, sempat muncul kendala teknis di bagian mulut terowongan akibat runtuhan tanah. Namun, Desy memastikan area tersebut telah diperkuat kembali agar struktur keseluruhan tetap stabil.

“Setelah bagian depan selesai, baru bisa diajukan untuk uji dari pusat karena itu satu kesatuan struktur,” katanya.

Dengan mempertimbangkan seluruh proses administrasi, tahapan teknis, dan penilaian dari pusat, PUPR memperkirakan terowongan senilai Rp395 miliar ini baru bisa dibuka untuk publik pada tahun 2027.

Fasilitas tersebut diharapkan menjadi solusi kemacetan di kawasan utara Samarinda sekaligus ikon baru infrastruktur kota.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!