Kasus Kematian DBD di Kaltim Didominasi Usia Anak, Dinkes Akan Gelar Sosialisasi di Sekolah
BALIKPAPAN, INDEKSMEDIA.ID — Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menegaskan komitmennya untuk menekan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui edukasi langsung ke sekolah-sekolah. Langkah ini dilakukan karena sebagian besar kasus DBD di Kaltim terjadi pada anak pada anak-anak di bawah 14 tahun.
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan sekolah-sekolah di berbagai kabupaten dan kota untuk memberikan sosialisasi tentang pencegahan DBD, pemeriksaan dini, dan kebersihan lingkungan.
“Analisis kami menunjukkan mayoritas kasus DBD terjadi pada anak-anak di bawah 14 tahun,” ujarnya dalam kegiatan Waspada Demam Berdarah Dengue secara virtual, Jumat (10/10/2025).
Selain sosialisasi, Dinkes juga mewajibkan setiap puskesmas dan rumah sakit menyediakan tes cepat DBD yang hasilnya bisa diketahui dalam 15 menit. Langkah ini untuk memastikan penanganan dini dilakukan sebelum kondisi pasien memburuk.
Data Dinkes menunjukkan, tren kasus DBD di Kaltim menurun dalam dua tahun terakhir. Jika pada 2023 tercatat 45 kasus kematian akibat DBD, maka hingga September 2025 jumlahnya tinggal 11 kasus.
Meski begitu, Kota Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Samarinda masih menjadi daerah dengan kasus tertinggi.
Jaya mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan gerakan 3M Plus — menguras, menutup, dan mendaur ulang wadah air, disertai menjaga kebersihan lingkungan serta mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Nyamuk ada di sekitar kita, tapi dengan kebersihan dan kepedulian bersama, penyebarannya bisa kita cegah. Kami ingin sekolah menjadi motor penggerak dalam gerakan bebas DBD di Kaltim,” tegasnya.



Tinggalkan Balasan