INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)



Fenomena Anak Sekolah di Samarinda Lebih Suka Jajan di Luar, Dinkes Lakukan Langkah Antisipasi

Jibril Daulay Jibril Daulay - 5200 views
Ilustrasi anak sekolah jajan di pinggir jalan sekitar sekolahan (Dok: Indeksmedia)

SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID — Fenomena anak-anak sekolah yang lebih gemar membeli jajanan di luar lingkungan sekolah menjadi perhatian serius DPRD dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda. Meski kantin sehat telah disiapkan di banyak sekolah, jajanan pinggir jalan justru masih menjadi pilihan utama para pelajar.

Kondisi ini dibahas dalam Hearing Mengenai Sertifikat Halal dan Keamanan Jajanan Anak Sekolah yang digelar di Ruang Rapat Gabungan Lantai 1 DPRD Kota Samarinda, Selasa (7/10/2025). Rapat dipimpin Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, dr. Sri Puji Astuti, dan dihadiri perwakilan Dinkes Samarinda, BPOM, serta Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismed Kusasih, menyampaikan bahwa pihaknya rutin melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keamanan jajanan di sekolah dengan sistem sampling di sejumlah sekolah. Meskipun belum semua sekolah terjangkau, ia memastikan pengawasan telah berjalan maksimal.

“Sampai saat ini belum ada kasus serius terkait keamanan jajanan anak sekolah. Justru langkah ini penting sebagai upaya pencegahan sejak dini,” kata Ismed.

Selain keamanan pangan, Ismed juga menyoroti pola konsumsi anak sekolah yang kini rentan terhadap penyakit tidak menular seperti diabetes akibat konsumsi gula berlebihan. Dinas Kesehatan bahkan telah melakukan pemeriksaan gula darah bagi siswa SMP dan SMA sebagai bagian dari deteksi dini.

“Masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan saat ini masih karies gigi, tapi potensi diabetes juga mulai terlihat karena pola konsumsi anak-anak,” jelasnya.

Sementara itu, dr. Sri Puji Astuti mengungkapkan kekhawatiran terhadap perilaku konsumsi pelajar yang lebih menyukai jajanan luar sekolah dibandingkan makanan dari kantin sehat. Menurutnya, jajanan pinggir jalan seperti pentol, cilok, telur gulung, burger, hingga sosis dijual dengan harga murah, namun proses pengolahan sering tidak terpantau.

“Pertanyaan kami, apakah Dinas Kesehatan juga melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penjual-penjual di luar sekolah? Karena banyak dari mereka yang mengolah makanan di rumah, dan kita tidak tahu apakah higienis atau tidak,” ujarnya.

Puji juga menyoroti potensi penggunaan bahan tidak segar dan minyak goreng bekas yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatan anak. Ia menekankan pentingnya edukasi bagi pelajar mengenai kebiasaan memilih makanan sehat.

Dengan adanya hearing ini, DPRD Samarinda berharap kolaborasi antara sekolah, Dinas Kesehatan, BPOM, dan MUI semakin diperkuat. Pengawasan terhadap keamanan, higienitas, dan kualitas jajanan anak sekolah diharapkan dapat ditingkatkan demi melindungi kesehatan pelajar di Samarinda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!