INDEKS MEDIA KALTIM

Berita Hari Ini di Kalimantan Timur (Kaltim)



Putus Sekolah Hingga Jadi Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi Bagi Kisahnya ke Siswa SMA YPPSB

Chaliq - 60600 views
Wakil Bupati Kutai Timur, H. Mahyunadi saat berdialog dengan siswa SMA Prima YPPSB. (ft/ema)

KUTIM,INDEKSMEDIA.ID – Wakil Bupati Kutai Timur, H. Mahyunadi, hadir dalam audiensi dan dialog kebangsaan di SMA Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara (YPPSB), Sangatta Utara, Kamis (25/9/2025).

Dalam kesempatan itu, Mahyunadi membagikan kisah perjuangannya sejak masa sekolah hingga kini dipercaya sebagai Wakil Bupati Kutim.

Di hadapan para siswa, H. Mahyunadi mengaku grogi karena teringat masa kecilnya yang penuh keterbatasan.

“Saya tidak pernah mengenyam sekolah seperti ini. Karena dulu itu bayar, walaupun sekolah negeri. Makanya saya sangat grogi. Insyaallah anak-anakku di sini jadi calon pemimpin di masa depan,” ucapnya.

Mahyunadi bercerita, dirinya lahir di Balikpapan tahun 1972, kemudian pindah ke Sangatta sejak usia dua tahun.

Masa kecilnya dijalani dengan sederhana tanpa banyak impian besar. Saat menempuh pendidikan SMA di Banjarmasin, ia sempat harus putus sekolah akibat kondisi ekonomi keluarga.

“Ayah saya pailit, tidak bisa kirim uang. Saya kerja bikin batu merah untuk bayar SPP. Karena terlalu sering bolos, akhirnya dikeluarkan,” kenangnya.

Namun, kegigihan membawanya bangkit. Dia kembali ke Sangatta membantu ekonomi keluarga, lalu melanjutkan pendidikan lewat paket C pada 2003. Setahun kemudian, dia terpilih sebagai anggota DPRD Kutai Timur.

“Saya dipaksa ikut paket C, dan tahun 2004 terpilih jadi anggota DPRD Kutim. Dari situ perjalanan politik saya dimulai, sampai dipercaya menjadi Wakil Bupati Kutim,” tuturnya.

Mahyunadi menegaskan kunci kesuksesannya adalah menjauhi narkoba, alkohol, judi, dan perbuatan maksiat.

“Kenapa saya bisa sampai di sini? Karena tidak pernah tersentuh narkoba dan alkohol. Jangan kotori diri dan pikiran kita dengan hal-hal yang tidak berguna. Rejeki itu terhalang dari maksiat,” pesannya.

Mantan Ketua DPRD Kutai Timur itu juga membagi filosofi hidup dalam tiga fase 25 tahun. Dia menjelaskan fase pertama menikmati masa bersama orang tua, kedua membangun keluarga, lalu fase ketiga untuk refleksi dan memperbanyak ibadah.

“Pemimpin harus punya empati. Jika rakyat susah, pemimpin harus ikut merasakan,” tegasnya.

Lebih jauh, Mahyunadi mengingatkan pentingnya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berakhlak mulia dan berprestasi, sebagai bekal Kutim menghadapi masa depan setelah tambang batu bara habis.

“Kita punya harapan menciptakan SDM berakhlak mulia dan berprestasi. Saat tambang KPC habis, kita harus siap dengan SDM yang berkualitas,” imbuhnya. (qie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!