60 Persen Korban Kekerasan di Kaltim Berusia Di Bawah 18 Tahun

SAMARINDA, INDEKSMEDIA.ID — Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kalimantan Timur, Noryani Sorayalita, menegaskan bahwa kasus kekerasan terhadap anak di daerah ini masih tinggi dan membutuhkan perhatian serius. Ia menyebut 60 persen dari seluruh laporan kekerasan melibatkan korban berusia di bawah 18 tahun, sementara 40 persen sisanya adalah orang dewasa.

“Faktanya, bukan hanya anak perempuan yang berisiko. Anak laki-laki juga banyak menjadi korban. Dari sekitar 700 kasus atau 60 persen kekerasan yang dialami anak, 46,4 persen adalah perempuan dan 14,6 persen merupakan anak laki-laki,” ujar Soraya saat membuka kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) bertema Gerakan Bersama Menciptakan Institusi Pendidikan Bebas Kekerasan di Gedung Olah Bebaya, Senin (8/12/2025).

Soraya menekankan bahwa setiap anak—termasuk mereka yang sudah memasuki dunia kampus—berhak memperoleh perlindungan dan pemenuhan hak secara penuh. Ia menegaskan, perlindungan wajib diberikan tanpa diskriminasi dan harus sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak.

Menurutnya, anak-anak perlu ruang gerak yang aman untuk tumbuh dan berkembang tanpa kekerasan. Meski sebagian besar kasus terjadi di lingkungan rumah tangga, lembaga pendidikan juga memiliki potensi terjadinya kekerasan.

“Kita perlu memperkuat kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam mencegah, mengenali tanda-tanda kekerasan, serta melaporkannya melalui mekanisme yang benar,” tegasnya.

Ia menambahkan, pencegahan yang efektif harus dimulai dengan menciptakan lingkungan yang aman, ramah perempuan dan anak, sekaligus mendukung pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.

Kegiatan KIE ini diikuti perangkat daerah, siswa-siswi SMA/SMK, serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta, dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian PPPA dan Ketua Satgas PPKS Universitas Mulawarman.